Alami Trauma, Keluarga Korban Bom Mendapat Dampingan dari Kemensos

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 14 Mei 2018 | 09:10 WIB
menyisakan trauma mendalam, Kemensos Surabaya lakukan pendampingan pada keluarga korban (Achmad Faizal)

Ia menambahkan, korban bencana sosial biasanya merasa takut. Mereka juga tidak mau ditinggal sendiri dan mudah curiga pada orang lain.

Oleh karena itu, Tim LDP harus menggunakan seragam sebagai identitas sehingga mudah dikenali dan memberikan rasa percaya terhadap korban.

"Kepada tim Kementerian Sosial di Surabaya secara tegas telah saya sampaikan agar pastikan terus dekat dengan mereka. Penuhi kebutuhannya. Jadilah pendengar yang baik," kata Idrus.

BACA JUGA: Keluarga Sangat Terpukul, Evan Anak 11 Tahun Meninggal dan Adiknya Dinyatakan Kritis Akibat Ledakan Bom di Surabaya

"Biarkan mereka ekspresikan perasaannya karena itu salah satu upaya mental katarsis untuk penyembuhan mereka dari kejadian traumatis," ujarnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan sesaat setelah ledakan, tim Kementerian Sosial menyebar ke tiga titik lokasi kejadian.

Sebagian lagi melakukan pendataan di empat titik rumah sakit tempat korban dirawat.

"Tim di lapangan secara intensif melakukan pendataan by name, by address seluruh korban meninggal maupun korban luka-luka untuk keperluan pendampingan lebih lanjut dan penyiapan santunan untuk ahli waris korban meninggal serta bantuan korban luka," kata Harry.

BACA JUGA: Sudah Tiba di Surabaya, Risma Langsung Jenguk Korban Bom Gereja

Anggota LDP Provinsi Jawa Timur Twi Adi mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan timnya adalah membantu mempertemukan keluarga korban dengan korban.

Harry pun meminta kepada seluruh tim Kementerian Sosial yang melakukan penanganan di lapangan maupun juga kepada masyarakat agar tidak menyebarkan foto dan video korban di media sosial.

Harry mengatakan, membagikan atau mengirimkan foto kerusakan dan korban adalah tindakan yang justru akan menyenangkan teroris.