Catat! Kesehatan Janin Selama Kehamilan Berdampak Jangka Panjang

By Saeful Imam, Minggu, 19 November 2017 | 04:00 WIB
Pertumbuhan Janin Sesuai Usia Kehamilan yang Normal Terjadi (Gisela Niken)

Nakita.id - Adanya keterkaitan erat antara kondisi kehamilan  dengan kualitas kesehatan anak di masa depan benar adanya, janin dan Ibu dihubungkan oleh tali pusat.

Dengan begitu  segala sesuatu yang “dilakukan”, “dirasakan” dan “dialami” ibu akan “diteruskan” kepada janin melalui aliran darah lewat tali pusat tersebut.

Sering ditemukan, ibu hamil yang mengonsumsi narkoba melahirkan bayi-bayi dengan kondisi jantung tidak sempurna terutama kebocoran pada katupnya.

Kebiasaan merokok pada ibu juga berkontribusi menyebabkan bayinya lahir dengan berat badan rendah.

Selain dugaan risiko penyakit jantung, berat lahir rendah juga membuat bayi tumbuh menjadi orang dewasa dengan risiko diabetes yang lebih besar.

Baca juga: Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk Ibu Hamil Yang Mengancam Kesehatan Janin

“Saya selalu bertanya kepada pasien-pasien dewasa, berapa berat lahir mereka dulu,” kata Mary-Elizabeth Patti, assistant professor di Harvard Medical School dan physician-scientist  di Joslin Diabetes Center,  “... kita tahu bayi dengan berat lahir rendah akan tumbuh menjadi orang dewasa dengan risiko diabetes yang lebih besar, dengan informasi itu saya jadi lebih tahu gambaran kondisi pasien,” demikian dikutip Time.

Tak kalah pentingnya adalah mengelola stres agar tak menjadi depresi selama hamil.

Janin dari ibu yang mengalami depresi dan gangguan kecemasan menjadi lebih sensitif terhadap stres dibandingkan janin dari ibu yang mentalnya sehat.

Bahkan, meski masih diteliti lebih lanjut, ada indikasi mood ibu pun dapat memengaruhi perkembangan janin.

Beberapa faktor yang lain yang juga berpengaruh adalah:

Baca juga: 4 Ketakutan Calon Ayah Yang Mengancam Kesehatan Janin 

1. Faktor genetik.

Beberapa penyakit yang  dipastikan akan diturunkan kepada janin adalah  thalasemia dan diabetes tipe 1.

Dengan berkonsultasi sejak dini dengan dokter, umumnya ibu akan mendapatkan  langkah-langkah bijak untuk meminimalkan dampaknya pada janin.

2. Adanya kelainan pada rahim ibu. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan kandungan. Miom yang diidap ibu hamil, misal, dapat menganggu asupan nutrisi sehingga berpengaruh pada ketidaksempurnaan pembentukan organ-organ pada janin.

Namun tentu tidak semua miom berbahaya dan berdampak buruk pada janin.

Untuk itulah umumnya dokter akan melakukan pemantauan sepanjang kehamilan Ibu.  

Baca juga: Stres Bisa Ganggu Kesehatan Janin

3. Penyakit-penyakit metabolik yang diderita oleh ibu, seperti darah tinggi, tiroid, gangguan pengentalan darah, dan lain-lain.

Penyakit metabolik memiliki pengaruh pada sistem metabolisme ibu hamil sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu sirkulasi darah yang bertugas menyalurkan nutrisi dan oksigen kepada janin.

Tetapi sekali lagi, dengan berkonsultasi sejak dini pada dokter, dampak-dampak buruknya  pada janin dapat diminimalisasi.

Berbagai temuan ini semakin membuka mata kita, bahwa proses 9 bulan di dalam rahim sangat menentukan kualitas kehidupan seseorang di sepanjang hidupnya.

Meski tak ada yang benar-benar tahu akan menjadi seperti apa si kecil dalam kandungan: apakah menjadi anak yang periang? Sulit makan? Atau sakit-sakitan? Memang tak mungkin terjawab semuanya.

Namun, mari kita upayakan yang terbaik baginya dengan menciptakan lingkungan rahim yang sehat dan nyaman.