5 Macam Rasa Takut Pada Anak dan Bagaimana Cara Orangtua Mengatasinya

By Ipoel , Rabu, 6 Maret 2013 | 06:00 WIB
Walaupun anak sudah beranjak besar bisa saja ia tetap takut pada macam-macam kondisi. (Pixabay)

Kelekatan yang berlebihan dengan orangtua membuat anak selalu membuntuti mereka.

Bahkan bangun tidur pun harus ada salah satu orangtua di sampingnya. Kalau tidak, anak menangis.

Padahal seharusnya di usia prasekolah anak sudah bisa mengurangi kelekatan tersebut.

Jika seperti itu, orangtua perlu menelusuri apa yang menjadi penyebabnya.

Perbaiki sikap orangtua yang terlalu banyak melarang anak, menjadikan anak seperti “boneka” yang selalu dimanja, diatur, dilayani, didikte, ditakut-takuti supaya patuh, dan dibawa ke mana-mana sehingga pada anak terbentuk kelekatan yang membuatnya sulit mandiri.

Bisa juga karena anak pernah mempunyai pengalaman buruk terpisah dari orangtuanya ketika pergi ke suatu tempat.

Selain itu, beri anak kegiatan-kegiatan yang dapat melatih kemandiriannya dan membuat anak tidak selalu menempel pada orangtuanya.     

3. Takut pada sesuatu yang abstrak

Mengapa si prasekolah bisa ketakutan padahal wujud yang ditakutinya tidak pernah tampak?

Hal itu terjadi karena perkembangan inteligensinya sudah memungkinkan anak untuk memiliki imajinasi yang tinggi, membayangkan sesuatu tanpa perlu melihat bentuk konkretnya.

Namun begitu, imajinasi sangat dipengaruhi oleh masukan-masukan yang diterima anak.

Di usia prasekolah, pada anak pun mulai tumbuh rasa patuh yang didasari rasa takut selain rasa hormat.