5 Macam Rasa Takut Pada Anak dan Bagaimana Cara Orangtua Mengatasinya

By Ipoel , Rabu, 6 Maret 2013 | 06:00 WIB
Walaupun anak sudah beranjak besar bisa saja ia tetap takut pada macam-macam kondisi. (Pixabay)

Namun dapat diduga, sebagian besar ketakutan pada hal-hal abstrak ini diakibatkan oleh lingkungan yang suka menakut-nakuti soal hantu dan tontonan yang menakutkan.

Anak seharusnya justru diberi penjelasan dan diajak berpikir rasional positif.

Jika umpamanya rasa takut anak muncul akibat melihat kelebatan di jendela malam hari, orangtua bisa memberikan penjelasan sambil mengajak anak melihat ke luar jendela, bahwa yang bergerak-gerak adalah daun dari pohon yang ditiup angin.       

4. Takut tidur sendiri

Sebetulnya di usia 3 tahunan anak sudah bisa dilepas tidur di kamarnya sendiri.

Bila anak masih merasa takut, hal ini diduga ada kaitannya dengan perkembangan emosi cemas dan takut sebelumnya.

Untuk membuatnya berani, tidur sendiri dapat dilakukan secara bertahap dengan menempatkan kamar anak di sebelah kamar orangtua, membuat pintu penghubung, mendongeng tentang anak yang berani tidur sendiri, berdoa sebelum tidur, dan menemaninya di kamar sampai tertidur. 

Setelah itu anak ditinggalkan sendiri.

Sebaiknya, kamar dibiarkan tetap bercahaya temaram.

Jika tidak ada pintu penghubung, pintu kamar anak dan juga pintu kamar orangtua bisa dibiarkan agak terbuka sepanjang malam.

Dengan begitu anak merasa tidak sendirian dan jika terbangun di tengah malam bisa dengan mudah masuk ke kamar orangtua.

5. Takut mulai bersekolah

Cemas menghadapi hari-hari di sekolah umumnya dikarenakan rasa takut berpisah dari orangtua.

Ditambah ketakutan anak menghadapi situasi baru dan orang-orang baru seperti teman dan gurunya.

Untuk membantu anak, ciptakan rasa aman pada dirinya dengan menemaninya sementara waktu.

Selanjutnya, buat jarak dengan anak dari waktu ke waktu hingga orangtua bisa hilang dari pandangannya.

Bekerjasamalah dengan guru kelas agar membantu memberi rasa aman kepada anak.

Orangtua pun perlu menjelaskan mengapa tidak selamanya anak boleh ditunggui.