Penyebab dan Faktor Risiko Retensi Plasenta, Berbahaya bagi Calon Ibu

By Anisyah Kusumawati, Kamis, 14 Juni 2018 | 12:00 WIB
Waspadai retensi plasenta. (SolStock)

-Melahirkan bayi yang meninggal

Pada kondisi ini, seorang dokter mungkin mencoba mengeluarkan plasenta secara manual.

Namun hal ini rupanya membawa beberapa risiko infeksi.

Selain intervensi manual, ada juga yang menggunakan obat-obatan.

Zat dalam obat bisa membantu mengendurkan rahim untuk membuatnya berkontraksi sehingga dapat membantu mengeluarkan plasenta dari rahim.

BACA  JUGA : Jangan Sepelekan Rahim Turun, Gejalanya Kurang Terasa di Pagi Hari

Selain itu, menyusui dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi karena prosesnya menyebabkan rahim berkontraksi.

Kadang-kadang, sesuatu yang sederhana seperti buang air kecil cukup efektif untuk mengatasi kondisi ini.

Hal ini karena kandung kemih penuh bisa juga menghalangi plasenta dari rahim.