Ular Piton Memangsa Manusia, Pakar Herpetologi Ini Ungkap Fakta Ular Sulawesi!

By Fadhila Afifah, Selasa, 19 Juni 2018 | 09:36 WIB
Fakta ular Sulawesi yang memangsa manusia menurut Pakar Herpetologi (Pixabay)

Nakita.id - Belum lama ini, masyarakat digegerkan dengan kabar seorang perempuan dimangsa oleh seekor ular piton (Pythonidae) atau ular sawah atau sanca kembang.

Perempuan ini bernama Wa Tiba (54), dikabarkan hilang sejak Kamis (14/6/2018) dan ditemukan secara utuh dalam perut ular piton yang dibelah, Jumat (15/6/2018).

BACA JUGA: Teh Chamomile Bisa Redakan Kolik Pada Bayi, Tapi Perhatikan Takarannya

Sebelumnya pada 2017, petani sawit bernama Akbar (27) tewas dimangsa piton di kebun sawit korban, Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Mendengar kabar tak sedap ini, banyak warganet yang ikut prihatin dan berkomentar, salah satunya presenter teve Panji si Petualang.

BACA JUGA: Jerawat Pasir Bisa Bikin Keki, Atasi Dengan Cara Mudah Ini Yuk!

Dalam laman instagram Panji, ia mengatakan ular bisa memangsa manusia karena habitatnya telah rusak.

Tapi bukan hanya Panji, pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy juga memberikan fakta-fakta terkait ular tersebut.

Dikutip Nakita dari Kompas.com, Amir menuturkan ada 4 fakta mengenai ular Sulawesi yang memangsa manusia.

1. Jenis Sanca Batik

Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.

Menurutnya, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.

BACA JUGA: Ahli Nutrisi Ini Beberkan 10 Cara Mengurangi Kecanduan Makanan Manis!

"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir.

2. Terpanjang di Dunia

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia.

Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.

BACA JUGA: Perempuan di Sulawesi Tewas Dimangsa Ular, Panji Si Petualang Beri Komentar Ini

"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.

"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.

3. Memiliki kemampuan adaptasi yang baikSelain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik.

Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.

BACA JUGA: Moms Wajib Ajarkan Nilai ‘Keberagaman’ Sejak Dini pada Si Kecil

"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.

4. Terancam Punah

Amir juga menuturkan jika jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.

BACA JUGA: Lebaran Ditinggal ART Rey Utami Bersih-bersih Rumah, Tapi kok Kakinya Begitu

"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," tutup Amir.