Inilah Alasannya Persalinan Harus Dipercepat, Induksi Pilihan Pertama

By Gazali Solahuddin, Sabtu, 23 Juni 2018 | 13:28 WIB
Ibu yng diinduksi pun termasuk melahirkan Normal (Trish233)

Fungsi plasenta akan mengalami penurunan bila kehamilan sudah berusia lebih dari 40 minggu. Jika tidak, dikhawatirkan kehamilan malah akan menyebabkan pengapuran plasenta.

Pengapuran akan membuat kadar oksigen yang diangkut ke janin semakin berkurang. Akibatnya, janin akan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan) yang berarti otak besar bayi amat berpeluang mengalami kerusakan.

Kelak, kecerdasan si anak tidak dapat optimal. Nah, oleh karena berisiko pada janin, maka indikasi ini dinamakan indikasi janin.

Indikasi janin lainnya adalah adanya ancaman infeksi saat persalinan. Contohnya, kasus ketuban pecah sebelum waktunya. Jika ini terjadi, infeksi dapat dengan mudah menyerang janin.

Pasalnya, pecahnya ketuban bisa menyebabkan terbukanya ruang intraamnion dengan dunia luar. Hal inilah yang memperbesar peluang kuman masuk.

BACA JUGA: Masker Herbal Membuat Perempuan Tampil Memesona, Bisa Bikin Sendiri

Jika 6 jam setelah ketuban pecah tidak ada tindakan, risiko infeksi akan meningkat 100%. Sesudah 24 jam, risiko infeksi akan meningkat jadi 2 kali lipat.

Kuman yang sering ditemukan pada kasus-kasus infeksi akibat pecahnya ketuban dini adalah streptokokus, stapilokokus, E. coli, Bacteroides, dan peptokokus yang bersifat anaerob.

Untuk mencegah terjadinya infeksi semacam itu, mau tidak mau si jabang bayi mesti segera dikeluarkan dengan bantuan induksi. Paling lambat 2x24 jam setelah ketuban pecah.

Pertimbangan lainnya kondisi ibu yang disebut indikasi ibu. Induksi terutama dianjurkan bagi ibu hamil yang mengalami preeklamsia, yakni gangguan hipertensi dalam kehamilan.

BACA JUGA: Catat! Beberapa Bau di Badan Ternyata Pertanda Penyakit Berbahaya

Tanda-tandanya adalah tekanan darah meningkat melebihi batas normal 120/90 mmHg, kadang disertai odem/bengkak pada mata kaki, selain ditemukan protein dalam urin.