Artificial Intelegent Google Mampu Prediksi Kematian Manusia Hingga 95%, Ini Buktinya!

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 29 Juni 2018 | 09:27 WIB
(Wccftech)

Nakita.id - Selama ini kita hanya tahu kematian seseorang ialah sesuatu yang tak terduga dan tak dapat diprediksi oleh seorang dokter sekalipun.

Teknologi mencoba menggeser pemikiran lama tersebut.

Sebab, sebuah makalah terbaru dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelegent (AI) ciptaan Google bisa memprediksi kapan seseorang akan meninggal dunia.

Hal ini bisa dilakukan dengan memasukan data catatan kesehatan elektronik milik seseorang.

Selanjutnya dengan model pembelajaran yang mendalam, hasil prediksi pun dikeluarkan dengan substansial berakurasi tinggi.

BACA JUGA: Intip Yuk Mewahnya Rumah Klasik Milik Chacha Frederica Anggota Girls Squad

Dilansir dari Futurism, untuk uji coba penelitian ini para peneliti menggunakan data dari 216.000 pasien dewasa yang ada di dua rumah sakit AS.

Dari penelitian tersebut mereka menunjukan algoritma ini bisa memprediksi kapan pasien harus dirawat di rumah sakit hingga waktu kematiannya.

"Kami tertarik untuk memahami apakah pembelajaran yang mendalam dapat menghasilkan prediksi yang valid diberbagai macam masalah dan hasil klinis," tulis para peneliti dalam laporan mereka sebagaimana dikutip dari Fox News.

"Oleh karena itu, kami memilih hasil dari domain yang berbeda termasuk hasil klinis yang penting (kematian), ukuran standar kualitas perawatan (readmissions), ukuran pemanfaatan sumber daya (lama tinggal), dan ukuran pemahaman masalah pasien," tambahnya.

Penting untuk dipahami, meski hal ini bisa digunakan untuk memprediksi kematian seseorang, tetapi kecerdasan buatan ini bukan untuk menakut-nakuti.

BACA JUGA: Moms, Ini Alasan Anggun Enggan Unggah Foto Wajah Anaknya, Bisa Kena Denda!

Kecerdasan buatan milik Google ini diprediksi memiliki akurasi yang tinggi. 

Sebab angka akurasi prediksi kematian pasien pada rumah sakit pertama menunjukan angka hingga 95%. 

Adapun pada rumah sakit kedua menunjukan 93%.

"Ini secara signifikan lebih akurat daripada model prediksi tradisional," ujar peneliti dalam laman The Independent.

"Model ini mengungguli model model  prediksi tradisional yang digunakan secara klinis dalam semua kasus. Kami percaya bahwa pendekatan ini dapat digunakan untuk membuat prediksi yang akurat dan scalable untuk berbagai skenario klinis," lanjutnya. 

BACA JUGA: Tiga Hal Ini Akibatkan Anak Kelainan, Karena Terlambat Berjalan

Dalam salah satu studi kasus, algoritma Medical Brain ini memberikan seorang wanita penderita kanker payudara metastasis 19,9% kemungkinan meninggal di rumah sakit dengan menggetarkan 175.639 poin data dari catatan medisnya. 

Ini berbeda jauh dengan prediksi tradisional yang dilakukan. 

Angka peringatan dini rumah sakit hanya menunjukan 9,3% peluang untuk meninggal dunia. 

Kecerdasan buatan itu benar. 

Dalam dua minggu pasien tersebut sudah meninggal. 

BACA JUGA: Lucu dan Berkilau, Alat Ini Bisa Cegah Bayi Prematur Kena Gangguan Otak

Meski terbukti memiliki akurasi yang tinggi tetapi menggabungkan teknologi semacam ini dengan bidang kesehatan bukanlah hal yang mudah. 

Akan ada banyak ketakutan dan dukungan terkait dengan hal ini. 

American Medical Association misalnya, yang mengakui bahwa menggabungkan AI dengan dokter manusia dapat membawa manfaat yang signifikan. 

Meski begitu, asosiasi tersebut menyatakan bahwa alat-alat AI haru memenuhi beberapa kriteria utama, termasuk transparant, berbasis standar, dan bebas dari bias.

BACA JUGA: Sangat Berbahaya Tapi Beberapa Gangguan Retina Ini Sering Tak Disadari

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Dr Mikhail varshavski, dokter perawatan keluarga. 

Dimana menurutnya menghubungkan sejumlah besar informasi kesehatan dapat bermanfaat bagi pasien tetapi kuncinya ialah privasi data. 

"Hal yang mengkhawatirkan bagi saya adalah apa yang terjadi dengan data ini dan siapa yang memiliki data ini,"

"Saya berharap sebagai dokter bahwa perusahaan-perusahaan ini menggunakan data untuk menguntungkan pasien bukan perusahaan itu sendiri," tegasnya.

Ia juga mengingatkan masih perlunya pengawasan terhadap teknologi ini.

BACA JUGA: Terungkap! Ini Potret Rahasia Song Joong Ki Saat Menembak Song Hye Kyo