Menakjubkan, Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Makan Nasi dan Roti

By Erinintyani Shabrina Ramadhini, Senin, 9 Juli 2018 | 10:29 WIB
Wow, ini yang akan terjadi saat berhenti konsumsi karbohidrat (pexels.com)

Nakita.id - Karbohidrat sederhana seperti yang terdapat pada nasi, roti putih, atau mi merupakan sumber energi bagi tubuh.

Tetapi, asupan karbohidrat yang tinggi berpengaruh negatif pada kesehatan.

Mengonsumsi karbohidrat secara berlebih nyatanya bisa membuat kalori menumpuk, apalagi jika dikonsumsi pada malam hari amat efektif menggagalkan program diet.

Karbohidrat memang kita perlukan, namun asupannya harus dibatasi. 

Para pakar menetapkan konsumsi karbohidrat yang dianjurkan adalah 45-65% energi total perhari.

Itu sudah termasuk nasi atau makanan pokok, roti, mi, kue, dan makanan berkarbohidrat lainnya.

BACA JUGA: Roti Jagung Lezat ala Chef Arimbi, Menu Sehat Pengganti Gorengan

Misalnya roti, masih banyak yang menganggap jika roti gandum utuh lebih sehat dibandingkan roti biasa.

Namun, hal tersebut tak sepenuhnya besar karena kandungan gula pada roti gandum tak sedikit.

Menurut penelitian yang dilakukan di Hardvard Medical School, roti gandum utuh memiliki jumlah indeks glikemik (GI) sebesar 71, lebih tinggi daripada Snickers bar dengan kandungan hanya sebesar 51.

Indeks ini meupakan ukuran kecepatan makanan untuk menyerap gula darah, sehingga semakin tinggi GI maka semakin tinggi pula gula darah dalam tubuh.

Padahal, ada banyak manfaat positif yang bisa didapatkan saat kita berhenti mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti nasi, kue tart, dan panganan manis lainnya.

Pembakaran lemak

Mengurangi asupan karbohidrat padat energi berarti kita menekan jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari.

Hal ini akan membuat tubuh membakar lemak, yang selanjutnya disimpan sebagai sumber energi.

BACA JUGA: Catat, Daftar Makanan Tinggi Lemak Ini Ternyata Menyehatkan! Apa Saja?

Untuk mempercepat pembakaran lemak, sebaiknya melakukan olahraga ringan sebelum sarapan.

Dengan begitu, tubuh akan membakar lemak cadangan energi dan bukan makanan yang kita asup.

Tidak mudah lapar

Bukan kalori yang membuat kita merasa kenyang, namu nutrisi seperti serat, protein, dan lemak sehat.

Bila kita mengonsumsi karbohidrat sederhana, sebanyak apa pun kita makan tubuh akan tetap mencari makanan lain yang mengandung nutrisi.

Akibatnya kita pun lebih cepat lapar.

Perut lebih cepat rata

Satu hal yang menonjol setelah kita mengganti karbohidrat sederhana dengan yang kaya serat yaitu perut lebih cepat rata.

Jika tubuh kekurangan serat, maka akan membuat koloni bakteri tidak sehat di usus cepat berkembang.

BACA JUGA: Mengenal Kakebo, Solusi Cerdas Menabung ala Jepang Untuk Stay At Home Moms

Hal ini menyebabkan perut menjadi kembung dan lebih besar dari yang sebenarnya.

Menekan risiko penyakit

Karbohidrat sederhana terdiri dari gula.

Kelebihan konsumsi bahan pangan ini akan membuat hormon insulin yang dihasilkan pankreas lebih banyak.

Selanjutnya, akan memicu resistensi insulin yang menyebabkan penyakit diabetes.

Konsumsi serat atau karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, gandum utuh, oat, atau kue tradisional yang sulit dikunyah dapat mencegah gula darah naik dengan cepat yang akan membuat tubuh mengeluarkan insulin.

Kadar gula darah yang normal dan stabil akan membuat produksi insulin yang dihasilkan juga konsisten sehingga resistensi insulin bisa dicegah.

Otot semakin kuat

Untuk Dads yang ingin menjaga otot semakin kuat, mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana adalah keharusan.

Bahan pangan karbohidrat pada umumnya tidak mengandung protein, yang merupakan nutrisi pembentuk otot.

Lebih berenergi

Memang tidak semua karbohidrat buruk, tetapi jika kita memilih karbohidrat kompleks, energi tubuh menjadi lebih stabil sehingga kita pun tak cepat merasa lelah dan mengantuk