Riset: Bayi Cerdas dan Percaya Diri Ternyata Bisa Dipengaruhi Oleh Asuhan Ayah

By Fadhila Afifah, Selasa, 10 Juli 2018 | 20:30 WIB
Ilustrasi ayah dalam keluarga (iStock)

Wajar saja sih, apalagi Dads tak mengalami masa kehamilan dan persalinan sehingga tidak memiliki persiapan mental layaknya Moms dalam menghadapi Si Kecil.

Sementara kalau soal pengalaman, seorang ibu baru pun pastinya sama-sama tak berpengalaman dalam merawat dan mengasuh Si Kecil.

Jika Dads memang merasa tak yakin atau masih takut, tentu saja ia tak perlu langsung menggendong atau memandikan si kecil, bukan?

Untuk itu Dads bisa memulainya dari hal kecil. Cukup memulainya dari keterlibatan yang ringan dan mudah saja, akan tetapi manfaatnya sangat besar, seperti memberikan sentuhan/elusan lembut sebagai ungkapan kasih sayang.

Bisa juga, sambil merebahkan diri di tempat tidur, ajak Si Kecil bicara sehingga akhirnya ia menjadi akrab dengan suara Dads.

BACA JUGA: Ternyata Ini Alasan Mengapa Minum Soda Bikin Kita Gagal Diet

Sang ayah juga bisa mengajak Si Kecil bermain-main di tempat tidur, “Ayo Nak, pegang ini hidung Ayah!”; menepuk-nepuk pahanya agar tertidur, dan menghampirinya saat terbangun.

Selanjutnya, Dads juga bisa ikut terlibat menyiapkan keperluan mandi Si Kecil, seperti menyiapkan bak mandi, air hangat, sabun, sampo, dan handuk. Juga perlengkapan pakaiannya.

Setelah Dads semakin pede dalam mengasuh, cobalah melakukan pijat bayi untuk Si Kecil, mengganti/memasang popok, membersihkan pup Si Kecil, mengambil bayi dari tempat tidur lalu menggendongnya, dan bahkan memandikannya.

Selain terlibat dalam kegiatan sehari-hari, yang tak kalah penting adalah selalu mengajak si kecil berkomunikasi.

BACA JUGA: Putri Charlotte Dibedakan dari Kedua Saudara Laki-Lakinya, Ternyata ini Alasannya!

Meski ia belum bisa memberikan respons secara verbal, akan tetapi dari responsnya—baik dengan tersenyum atau menggerak-gerakkan tangan, kaki, dan anggota badannya yang lain—menunjukkan ia memberikan reaksi.

Lakukan hal-hal sederhana, seperti menyapa; menyebut namanya, mengenalkan sebutan ayah dan ibu, dan sebagainya.

Dengan begitu, diharapkan akan terjalin kedekatan emosi antara bayi dan ayah. Jalinan komunikasi yang sudah dimulai sejak kehamilan sebaiknya tidak terputus, sehingga stimulasi ini berkelanjutan.