Kisah Nyata Janin Alami Stroke, Ternyata Ini Dia Tanda Awalnya

By Fadhila Auliya Widiaputri, Jumat, 27 Juli 2018 | 21:03 WIB
Tak hanya orangtua, janin juga bisa mengalami stroke (Reader's Digest)

Nakita.id - Penyakit stroke biasanya identik dialami oleh orang tua.

Namun kenyataannya, stroke bisa dialami oleh siapa saja termasuk anak-anak, bayi, bahkan janin.

Pengalaman ini pernah dialami sendiri oleh Dee Banks, warga New South Wales.

BACA JUGA: Tak Hanya Nutrisi, Tinggi Pendek Badan Anak Dipengaruhi oleh Hormon ini

Banks mengaku sudah menaruh curiga ada yang tidak beres dari buah hatinya Emma. 

Kecurigaan tersebut berawal ketika ia melihat putrinya tersebut lebih banyak mengandalkan satu sisi tubuhnya.

Kecurigaan Banks tersebut pun terjawab ketika pada usia sekitar 10 bulan putrinya didiagnosis terkena stroke sejak dalam kandungan.

"Saya kira hal pertama yang anda lakukan, bahkan ketika orang terkena pilek atau semacamnya adalah mencari tahu diagnosis itu di mesin pencari Google.

Saya tidak menemukan sumber apapun di Australia yang dapat membantu menjelaskan mengapa ini terjadi pada anak saya," tambahnya,"ujar Banks dikutip dari Australia Plus ABC.

Dee Banks dan buah hatinya, Emma

BACA JUGA: Kenali Tiroiditis Pascapartum, Gangguan Tiroid Setelah Melahirkan

Rasa khawatir pun sempat menyelimuti Banks akan masa depan sang anak dengan kondisi tersebut.

"Pertanyaan besar saya lainnya adalah 'Apakah dia akan mampu mengatasinya? Apakah dia akan bisa berfungsi seperti orang biasa di dunia?'" ujarnya.

Dengan bantuan tim profesional medis dan orang tua yang penuh kasih sayang, Emma pun telah dapat mengatasi penyakitnya dengan sangat baik.

Meskipun tak dapat dipungkiri, ia mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik dan kognitifnya.

BACA JUGA: Moms, Inilah Alasan Mengapa Rambut Bisa Rontok Saat Dikemoterapi

Belajar dari kisahnya tersebut, Dee Banks pun belakangan membentuk kelompok dukungan yang disebut Little Stroke Warriors (Pejuang Stroke Kecil).

Dimana dalam kelompok tersebut ia dan relawan lainnya mendesak agar dilakukan lebih banyak penelitian dan sumber daya mengenai stroke di masa kanak-kanak.J

ude Czerenkowski dari Yayasan Stroke mengatakan hingga saat ini memang belum banyak informasi yang didapat oleh orangtua dan keluarga mengenai kondisi tersebut.

Menurutnya, pedoman klinis baru untuk stroke pada masa kanak-kanak baru-baru ini memang telah dirilis.

Namun masih ada kesenjangan besar dalam memahami kondisi tersebut.

"Untuk penelitian, gambarnya benar-benar masih sangat buruk. Kita pasti  membutuhkan lebih banyak penelitian tentang stroke di masa kanak-kanak sebagai masalah yang mendesak, langsung mulai dari pencegahan, pengobatan, dan pemulihan," tambah Czerenkowski. 

Saat ini seorang pakar stroke anak, Mark Mackay tengah berusaha mengisi kekosongan informasi tersebut.

Menurutnya ada tiga bidang utama yang membutuhkan lebih banyak informasi.

"Yang pertama adalah pemahaman kita yang buruk tentang penyebab stroke, terutama pada bayi.

BACA JUGA: Belajar Dari Pengalaman Mona Ratuliu, Kenali Penyakit Pitiriasis Alba

Kedua, kemampuan kita untuk lebih cepat mendiagnosis stroke sehingga anak-anak dapat mengakses perawatan yang mampu menyelamatkan nyawa.

Akhirnya, memahami mengapa beberapa anak memiliki hasil yang baik setelah terkena serangan stroke dan beberapa lainnya memiliki hasil yang lebih buruk," papar Dr Mackay.

BACA JUGA: Jengkol Disebut 10.000 Kali Lebih Efektif dari Kemoterapi, Benarkah?

Ia ingin melihat adanya peningkatan kesadaran terhadap stroke di masa kanak-kanak baik dalam populasi umum maupun komunitas medis.

Dr Mackay megatakan bahwa kesadaran tersebut dapat membantu menentukan diagnosis awal yang sangat penting dalam penanganan stroke.

"Alasannya waktu sangat penting adalah bahwa ada area otak yang bisa diselamatkan. Jika bisa melarutkan gumpakan itu maka itu akan benar-benar mengembalikan aliran darah dan otak bisa pulih," tambahnya. (*)