Belajar Dari Mesty Ariotedjo, Lakukan Hal Ini Saat Ketuban Pecah Dini

By Fadhila Auliya Widiaputri, Minggu, 29 Juli 2018 | 13:27 WIB
Mesty Ariotedjo ceritakan pengalaman saat ketuban pecah dini (Instagram @mestyariotedjo)

Nakita.id - Kabar bahagia baru saja datang dari pasangan Mesty Ariotedjo dan Garri Juanda.

Pasalnya pada Sabtu 28 Juli 2018 lalu, keduanya resmi menjadi orang tua setelah dikaruniai buah hati laki-laki yang diberi nama Gallendra Madana Juanda.

Kabar bahagia tersebut pertama kali dibagikan oleh Mesty melalui akun instagram pribadinya.

BACA JUGA: Nonton The Lion King, Ekspresi Suami Sandra Dewi Sukses Buat Warganet Terkejut dan Gemas!

Di balik kabar bahagia tersebut, rupanya ada kejadian yang cukup menegangkan sekaligus haru lantaran air ketuban Mesty pecah sebelum waktunya. 

Saat itu ia hendak menghadiri baby shower untuknya, tetapi tak disangka air ketuban Mesty pecah saat ia sedang bersiap-siap.

Dengan sigap Mesty pun langsung menghubungi suami dan dilarikan ke rumah sakit.

Di rumah sakit, Mesty dan suami memutuskan untuk melakukan persalinan caesar dengan berbagai pertimbangan.

"Apabila kami harus menunggu dan memaksakan lahir normal, tidak terbayangkan betapa keringnya tanpa ketuban, dan kemungkinan gagal induksi sangat tinggi dan sangat pasti harus disesar dengan kondisi yang mungkin tidak seprima sebelumnya.

Alhamdulilah, Gallendra lahir langsung menangis kuat dan dalam keadaaan sehat," tulis model sekaligus doker ini dalam instagram story-nya.

BACA JUGA: Sederhana, Cemilan Nastusha Ini Ternyata Bisa Cegah Kanker Hingga Meningkatkan Fungsi Otak

Saat ketuban pecah memang tak dapat dipungkiri bila Moms akan merasakan kecemasan yang luar biasa.

Sebab Ketuban Pecah Dini (KPD) berbahaya bagi janin sebab cairan ketuban dapat keluar habis atau tali pusat ikut keluar serta terjepit di antara badan janin dan jalan lahir.

Biasanya hal ini terjadi ketika ibu hamil mengalami trauma (terjatuh/terbentur di bagian perut sehingga kantong ketuban robek, lemahnya mulut rahim sehingga tak bisa menahan kehamilan, atau ketegangan rahim yang berlebihan.

Selain itu KPD bisa juga disebabkan oleh kelainan letak janin (sungsang atau melintang), kelainan bawaan dari selaput ketuban, maupun infeksi yang kemudian menimbulkan proses biomekanik pada selaput ketuban sehingga memudahkan ketuban pecah.

BACA JUGA: Bukan Hanya Syahrini, Ini Daftar Tiket Konser Termahal di Dunia

Seperti pengalaman Mesty, saat ketuban pecah sebelum waktunya sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Biasanya dokter akan menyarakan ibu hamil untuk bedrest agar mencegah air ketuban yang keluar lebih banyak.

Selain itu dokter juga akan memberikan obat penghilang kontraksi rahim (obat tokolitik) melalui infus, obat antibiotik untuk mencegah infeksi, dan obat kortikosteroid untuk pematangan paru-paru janin.

Namun bila jumlah air ketuban sedikit dan mengandung mekonium atau air ketuban berwarna hijau, maka janin harus segera dilahirkan sekalipun masih kurang bulan alias 37 minggu.

Karena bila kehamilan diteruskan, risiko bisa berakhir dengan kematian ibu dan janin.

BACA JUGA: Telah Lama Bekerja Sama, Wanita Ini Ungkap Sosok Asli Olla Ramlan