Kerap Dikonsumsi, Waspada Daging Jenis ini yang Memicu Bipolar

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Jumat, 10 Agustus 2018 | 10:47 WIB
Daging sapi (iStockphoto)

Umumnya ditandai perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi.

Karena itu istilah medis menyebutnya manic depressive.

Periset pun menindaklanjuti hal ini dengan melakuan riset yang menggunakan tikus sebagai subjeknya.

Tikus tersebut diberi makan berupa dendeng, daging sapi yang diawetkan, untuk menunjukan peningkatan perilaku bipolar dan pola tidur yang tak teratur.

BACA JUGA: Kakak Meghan Sebut Mantan Suami Adiknya Akan Balas Dendam, Benarkah?

Berdasarkan pengamatan, profesor neurovirologi Robert Yolken, salah satu periset, menyimpulkan kandungan nitrat, pengawet yang biasa digunakan pada daging adalah penyebab hal ini terjadi.

Nitrat memiliki sifat antibakteri, menurut Yolken, zat inilah yang telah mengubah mikrobioma tikus dan manusia.

Dalam penelitian sebelumnya, ia dan timnya mencoba memberi probiotik pada pasien yang dirawat di rumah sakit karena mengalami fase mania.

Alhasil, pasien cenderung tidak akan dirawat kembali dalam enam bulan ke depan.

Periset belum menemukan bagaimana proses perubahan mikrobioma ini memengaruhi otak.

BACA JUGA: Dilamar Kakek 70 Tahun, Bosnya Sendiri dengan Panaik 1 Miliar, Gadis Ini Ungkap Kisah Cinta Mereka

Menurut peneliti, bakteri mungkin mengirim sinyal melalui saraf vagus, yang menghubungkan usus dan otak.