Ini Asupan Tepat Kalau Mau Tinggi Badan Anak Maksimal

By Dini Felicitas, Rabu, 8 Maret 2017 | 22:00 WIB
Pertumbuhan tulang ditopang oleh asupan kalsium, protein, dan gerak aktif. (Heni Wiradimaja)

Nakita - Id Apa yang menentukan tinggi badan kalau bukan pertumbuhan tulang. Seperti diketahui, pertumbuhan tulang berlangsung pesat sejak masa bayi hingga masa remaja. Bisa dikatakan, puncak pertumbuhan fisik manusia terjadi dua kali, yaitu pada masa balita  dan masa remaja. Nah, untuk bisa mencapai puncak pertumbuhan dan tinggi badan maksimal, tulang anak sangat bergantung pada aktivitas dan zat gizi yang didapatnya.

Menurut ahli gizi Stefania Widya S., S.Gz, MPH, pada dasarnya, proses tumbuh adalah proses bertambahnya jumlah sel, diikuti pula dengan pembesaran ukuran sel di dalam tubuh. Proses ini secara mutlak membutuhkan keberadaan protein sebagai bahan baku dasar seluruh sel serta hormon-hormon pertumbuhan di dalam tubuh. 

Baca juga: Mengenal Gangguan Tulang Rapuh Atau Osteogenesis Imperfecta

INTERAKSI KHAS

Organ spesifik yang berkembang pesat selama masa pertumbuhan adalah tulang. Seperti halnya sel lain di dalam tubuh, sel tulang membutuhkan keberadaan protein untuk menambah dan mematangkan sel tulang. Namun, protein saja ternyata belum mampu mengakomodasi pertumbuhan tulang. Zat gizi yang tak kalah penting perannya dalam pembentukan sel tulang adalah kalsium. Zat gizi ini merupakan komponen penyusun utama sel tulang yang membuat tulang memiliki struktur yang kokoh untuk menopang tubuh.

Protein dan kalsium memiliki interaksi yang khas di dalam tubuh. Pembentukan sel tulang melibatkan bahan baku utama, yaitu kalsium, dan “kompor” yang akan mengolah kalsium menjadi sel tulang baru, yaitu hormon dan faktor pertumbuhan. Selain itu, agar kalsium bisa diserap dengan baik oleh tubuh, maka dibutuhkan magnesium dan vitamin D dalam prosesnya.

SALING MELENGKAPI

Protein merupakan penyusun dan bahan baku utama pembentukan semua hormon di dalam tubuh, termasuk hormon dan faktor pertumbuhan. Apabila tidak ada protein, maka hormon pertumbuhan tidak dapat diproduksi. Walaupun memiliki kalsium yang cukup, tubuh tidak dapat membentuk sel tulang yang baru jika tubuh tidak memiliki protein untuk mengolah kalsium. Sebaliknya, apabila tubuh memiliki cukup protein tetapi tidak memiliki kalsium, maka tidak akan terjadi pertumbuhan tulang karena tidak adanya bahan baku utama penyusun sel tulang. 

“Jadi, kedua zat gizi ini saling melengkapi. Ketika salah satu saja tidak terpenuhi kebutuhannya, mustahil pertumbuhan optimal akan tercapai. Oleh karena itu, protein dan kalsium merupakan zat gizi yang wajib ada dan terpenuhi selama masa bayi dan kanak-kanak,” ungkap ahli gizi dari Departemen Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, ini.

Anak yang sedang giat mengeksplorasi lingkungan akan sangat membutuhkan protein dan kalsium. Hal ini dikarenakan protein adalah zat gizi yang merupakan elemen dasar dari semua sel di dalam tubuh. Setiap hari, beberapa sel di dalam tubuh akan mati, dan perlu digantikan oleh sel-sel yang baru. Tanpa adanya protein, maka regenerasi maupun pertumbuhan sel akan terhambat.

Baca juga: Anak yang Aktif Akan Punya Tulang Lebih Kuat Saat Dewasa

“Pada usia anak-anak, risiko sakit juga akan meningkat lebih besar. Bila kebutuhan protein sebagai pembentuk sistem kekebalan tubuh tidak terpenuhi, maka kekebalan tubuh anak pun akan menurun,” kata Stefania, yang biasa disapa Fani. Hal ini menyebabkan anak akan lebih mudah terinfeksi bakteri dan virus. Kalau gampang sakit, anak tentu jadi tidak bebas mengeksplorasi lingkungannya lagi.

Konsumsi kalsium yang cukup memastikan tubuh memiliki cadangan bahan untuk membentuk sel tulang yang baru. Namun demikian, pembentukan sel tulang tidak serta merta terjadi ketika cadangan kalsium tersedia saja. Ada banyak faktor yang terlibat dalam pembentukan tulang. Faktor hormonal merupakan salah satu faktor yang memegang peran kunci dalam pengaturan pemanfaatan cadangan kalsium di dalam tubuh. Beberapa hormon dan faktor pembentuk tulang dapat distimulasi melalui aktivitas fisik. Jadi, asupan kalsium harus disertai aktivitas fisik yang cukup agar bisa meningkatkan penggunaan kalsium dan mengoptimalkan pertumbuhan tulang.

JUMLAH YANG DISARANKAN Protein dan kalsium harus dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dan seimbang. Kelebihan asupan protein tanpa diimbangi dengan asupan kalsium yang cukup dapat memicu pengeluaran kalsium yang berlebihan melalui air kencing, demikian antara lain diungkapkan Bess Dawson-Hughes, dalam artikel Interaction of Dietary Calcium and Protein in Bone Health in Human yang dimuat di Journal of Nutrition 2003 (Issue 24:850-851). Sebaliknya, kekurangan protein juga dapat mengganggu penyerapan kalsium di saluran cerna. Kedua hal tersebut akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, karena cadangan kalsium untuk pembentukan sel tulang akan berkurang.

Masa bayi dan balita menjadi salah satu periode usia di mana proses pembangunan besar-besaran terjadi di dalam tubuh, terutama masa-masa pembentukan tulang dan otot. Pada masa ini, kebutuhan zat gizi, utamanya protein dan kalsium, meningkat bahkan hingga dua kali lipat kebutuhan orang dewasa. Menurut Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan pada 2013, apabila orang dewasa hanya membutuhkan sekitar 1 gram protein per kilogram berat badannya, maka balita memerlukan sekitar 2 gram protein per kilogram berat badannya. Selain itu, balita memerlukan sekitar 600 hingga 1000 mg kalsium per hari untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya.

Baca juga: Pola Makan Sesuai Usia

ADA DI PANGAN HEWANI DAN NABATI

Kebutuhan protein dan kalsium dapat dipenuhi dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan. Baik dalam pangan nabati maupun hewani terdapat protein dan kalsium, tetapi jenis protein dan kalsiumnya berbeda. Pangan hewani biasanya mengandung protein yang memiliki kandungan asam amino lebih lengkap ketimbang pangan nabati. Selain itu, pangan nabati biasanya memiliki zat-zat anti gizi yang dapat menghambat penyerapan kalsium di saluran cerna. Beberapa contoh makanan yang mengandung protein dan kalsium yang baik bagi pertumbuhan balita, antara lain ikan, daging, susu, dan olahan susu.

Mengacu pada buku Advanced Nutrition: Macronutrients, Micronutrients, and Metabolism (Carolyn D. Berdanier dan Janos Zempleni, CRC Press 2009), Fani mengatakan bahwa anak usia 1 hingga 3 tahun membutuhkan sekitar 26 gram protein dan 650 mg kalsium per harinya. Satu gelas susu mengandung 5 gram protein dan 260 mg atau 40% kalsium. Konsumsi 1 hingga 2 gelas susu per hari disertai dengan konsumsi makanan padat akan mampu memenuhi kebutuhan protein dan kalsium untuk pertumbuhan anak usia 1 hingga 3 tahun.

Anak usia 4 hingga 6 tahun membutuhkan sekitar 35 gram protein dan 1000 mg kalsium setiap harinya untuk mendukung pertumbuhan yang optimal. Satu gelas susu pertumbuhan untuk usia 3-5 tahun mengandung 6 gram protein dan 450 mg atau 45% kalsium. Jumlah ini mampu membantu pemenuhan kebutuhan protein dan kalsium harian apabila dikonsumsi 1 hingga 2 kali sehari, tentunya lengkapi  konsumsi harian anak dengan makanan padat untuk melengkapi kebutuhan zat gizi lainnya.

Sebagai kisaran, inilah porsi nutrisi seimbang yang sangat mendukung pertumbuhan optimal:

• Energi (didapat dari karbohidrat, lemak, protein) 30%.

• Vitamin (A, C, D, B kompleks) 30%.

• Mineral (kalsium, seng, iodium, zat besi, selenium) 30%.

• Lain-lain 10%.

SUMBER KALSIUM NON-SUSU

Sebaiknya makanan sumber kalsium dikonsumsi dua kali, yakni pagi hari sebagai makanan bagi tulang untuk bergerak/beraktivitas seharian dan malam hari untuk perbaikan tulang. Selain susu, kecukupan kalsium bisa didapat dari sumber-sumber ini:

• Sayuran

Sayuran berwarna hijau seperti selada, kangkung, bayam, brokoli terbukti mempunyai kandungan kalsium yang tinggi.

• Buah

Kalsium banyak terdapat pada buah jeruk, pisang, pepaya, kiwi, dan blewah.

• Ikan

Ikan laut dalam seperti tuna, salmon juga terbukti mempunyai kandungan kalsium yang tinggi.

• Tempe

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Jepang membuktikan, satu potong tempe dengan ketebalan 1 cm kandungan kalsiumnya sama dengan 250-400 mg kalsium susu. Jika anak alergi susu sapi atau mengalami intoleransi laktosa, berikan kalsium dari sumber-sumber lain.