Ketahui Tindakan Tepat Pada Bayi Lepas ASI Saat Menunjukkan 4 Gejala Sakit Ini

By Ipoel , Rabu, 20 Juni 2012 | 01:00 WIB
Jaga agar bayi tidak mudah sakit saat lepas dari ASI. (Pixabay)

Nakita.id - Bayi harus dijaga agar tidak jatuh sakit. Tak ada frekuensi sakit yang dianggap wajar selama masa tahun pertama ini.

Namun, apa boleh buat, karena kondisi imunitas bayi berlangsung turun naik, gangguan kesehatan pun bisa datang kapan saja. Utamanya, selepas usia 3 bulan ketika ibu kembali bekerja atau 6 bulan ketika asupan ASI mulai diselingi makanan pendamping ASI yang bisa saja memicu alergi.

Penurunan daya tahan tubuh juga terjadi akibat perubahan cuaca atau menghadapi cuaca yang ekstrem, kelelahan karena bepergian, terjatuh ketika belajar merangkak, dan sebab-sebab lain.

Baca Juga: Khawatir ASI Hanya Keluar Sedikit-sedikit? Coba Ikuti Jadwal Metode Power Pumping Agar Produksi ASI Semakin Lancar dan Deras

Apalagi jika di masa 6 bulan pertama bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Penanganan sakit pada bayi agak berbeda dari penanganan orang dewasa. Pada bayi, pemberian obat harus benar-benar berdasarkan perhitungan rasional yang sesuai dengan kasusnya.

Pada tahap yang ringan, bayi usia 0-6 bulan cukup diberi ASI saja, tak perlu diberikan apa-apa lagi, meski hanya air putih.

Kecuali untuk pemakaian di luar tubuh. Berikut saran Nurfadilah, M.Psi, Koordinator Taman Pengembangan Anak Makara, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia:

1. Demam

Jika masih hangat (sumeng), bayi cukup disusui lebih banyak dan diistirahatkan. Jika panasnya lebih dari 40C pun, bayi tetap disarankan untuk disusui sesering mungkin/minum lebih banyak selain diberi obat penurun panas.

Jika panasnya tidak turun selama 2-3 hari atau berulang, bayi harus segera dibawa ke dokter.

2.  Mencret

Bayi harus mendapat banyak asupan cairan pengganti dari cairan yang keluar. Susui bayi sesering mungkin. Bila perlu, tambahkan oralit (di apotek tersedia cairan oralit khusus bayi yang siap diminum).

Makanlah bubur susu seperti biasa. Untuk sementara, hentikan pemberian buah-buahan karena mengandung banyak serat.

Jika dalam dua atau tiga hari tak ada perubahan atau di hari pertama kondisi bayi menurun, lemas, terlalu banyak tidur (kesadarannya menurun), segera bawa ke dokter.

Baca Juga: Para Dads Wajib Tahu, Ini yang Bisa Dads Lakukan Saat Ibu Menyusui Demam karena Efek Samping Vaksinasi

Obat sakit perut untuk bayi

3. Pilek

Beri banyak minum atau susui bayi lebih sering. Tingkatkan asupan makanan dari  buah-buahan. Jika dalam tiga hari tak ada perubahan atau sebelum dua hari kondisi bayi bertambah buruk, segera bawa ke dokter.

Untuk membantu meringankan gejala sakitnya, boleh saja dada dan punggung bayi diolesi balsam/minyak penghangat yang lembut.

Jika hidungnya tersumbat, teteskan kurang lebih 3-5 tetes larutan NaCl ke hidung yang tersumbat, bantu juga dengan meninggikan bantal kepalanya saat tidur. Jemur bayi di pagi hari selama 10 menit untuk membantu melegakan pernapasannya.

4. Batuk

Biasanya batuk terkait dengan pilek (ada lendir di saluran pernapasan). Jika pileknya sembuh, batuk pun hilang.

Tidur tengkurap bisa membantu bayi mengurangi gangguan batuknya.

Tingkatkan asupan gizi, terutama dari buah-buahan.

Baca Juga: Bayi Batuk dan Muntah yang Terus Menerus Bisa Jadi Si Kecil Alami Gangguan Kesehatan Tertentu, Ini Kata Ahli

Beri ASI/minum yang banyak. Dijemur di pagi hari baik dilakukan, selama 10 menit.

Jika pileknya bertambah buruk (disertai demam, batuk tak berhenti, dan kesulitan bernapas), atau selama tiga hari tak ada perubahan, bawalah bayi ke dokter.