Mengenal Manfaat Kelekatan atau Attachment dengan Bayi

By Ipoel , Minggu, 9 Desember 2012 | 22:00 WIB
Pesona Bayi (Ipoel )

Tentu saja tak ada yang pernah bisa memastikan perubahan akibat proses maturitas tadi terjadi tepat di usia berapa.

Secara fisiologis, semua makhluk hidup di usia dewasa memiliki wajah yang cenderung agak lonjong/memanjang, sementara muka bayi dari spesies yang sama cenderung selalu bulat dan rata.

Hampir bisa dipastikan semua bayi memiliki mata yang lebih bulat, pipi yang penuh alias chubby, leher yang pendek, dan tubuh yang gempal.

Dari sini pulalah diperkirakan muncul istilah baby face yang memang khas hanya ada di usia bayi.

Di sinilah penelitian para pakar etologi menegaskan pentingnya kelekatan sebagai sarana untuk bertahan hidup.

Sosok pemberi makan sekaligus pemberi kelembutan amat dibutuhkan bayi agar bisa bertahan. Hanya dengan menjalin kelekatan pada seseorang yang diandalkannya akan membuat bayi mendapatkan semua kebutuhannya berupa rasa aman dan nyaman, sehingga mampu bertahan hidup.

Bagi orangtua, kelekatan menjadi sarana penting bagi keberlangsungan generasi berikutnya.

Selain bahwa manusia memiliki rasa tanggungjawab, raut wajah bayi yang menggemaskan itulah yang menggerakkannya untuk melindungi si bayi.

Sejak itulah proses adaptasi pun berlangsung dari kedua belah pihak dan berjalan secara terus-menerus.

Terjalinnya kelekatan antara orangtua dan bayi memungkinkan proses adaptasi berjalan optimal dan menguntungkan keduanya.

Mereka akan saling bertoleransi, saling mencintai, dan berusaha memenuhi kebutuhan satu sama lain.

Itulah mengapa bayi yang mendapatkan kelekatan positif biasanya akan lebih mandiri dan lebih sehat, baik secara fisik maupun psikologis.

Bayi yang bahagia akan tumbuh menjadi anak yang mudah diajak bekerja sama dan dibina. Jadi, jangan abaikan proses jalinan kedekatan dengan anak di masa bayi.