Biaya Nikah, Keintiman, dan Terkekang Jadi Sumber Masalah Pernikahan yang Tak Selalu Membawa Kebahagiaan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Kamis, 13 September 2018 | 18:00 WIB
Ilustrasi pasangan menikah yang bahagia (iStock)

Memutuskan menikah, artinya Moms harus siap dengan segala kesibukan sebagai orangtua bagi Si Kecil, juga seorang istri.

Baca Juga : Fenomena Pernikahan di Bawah Umur Berisiko Kematian di Usia Belia dan Berbagai Dampak Lainnya, Bagaimana Pencegahannya?

Ini merupakan tanggung jawab yang tak bisa dilepaskan satu sama lain dan tak bisa juga diabaikan.

Kedua tugas tersebut memang terlihat berat, namun akan jadi lebih ringan, apabila pasangan memilih untuk menjalankan tugas bersama-sama dan tidak membebankan tugas pada salah satu pihak.

Hasilnya, tugas yang tak dikerjakan bersama-sama dan hanya dibebankan pada salah satu pihak akan membuat munculnya rasa tertekan dan juga terenggutnya kebebasan pasangan sehingga merasa terkekang

Lalu apa hubungannya dengan kebahagiaan?

Apakah Menikah Selalu Bahagia?

Bagaimana seseorang menjawab pertanyaan ini adalah bagaimana mereka memiliki pemikiran dengan keputusan yang mereka ambil.

Bila kebahagiaan seorang lajang sebatas bisa mendapat uang, kemudian membeli banyak barang yang ia inginkan.

Pernikahan justru kontras dengan hal tersebut.

Jika seorang perempuan dan laki-laki sudah menikah, kebahagiaan mereka bukanlah ada di saat mereka bisa membelikan dan juga membahagiakan dirinya sendiri, tetapi bagaimana ia mampu membahagiakan pasangannya dan memenuhi kebutuhan pasangannya.

Misalnya saat suaminya bekerja hingga malam hari, kemudian pulang tetapi di rumah tak tersedia makanan kemudian marah karena lapar.