Ternyata Rahimku Menolak Sperma Suami, Sehingga Sulit Punya Anak

By Saeful Imam, Senin, 17 September 2018 | 17:15 WIB
Ilustrasi sperma dalam mengobati kanker. (MIT)

Nakita.id - Perjuangan mendapatkan buah hati kadang menjadi cerita tersendiri. 

Sebagian mendapatkannya dengan mudah, seperti seorang pendaki mendapatkan air jernih di pegunungan. 

Meski begitu, sebagian lagi kadang perlu perjuangan ekstra keras.

Penuh dengan liku dengan waktu yang lama, bahkan cucuran keringat. 

Jangan tanya dengan biaya dan tenaga yang sudah dikeluarkan.

Ada banyak penyebab seseorang sulit hamil. 

Baca Juga : 7 Kebiasaan Ini Pengaruhi Kualitas Sperma, Nomor 4 Sering Dilakukan!

Sebagian penyebab itu banyak dialami, tapi ada juga seseorang yang sulit hamil karena penyebab langka atau jarang dialami. 

Salah satunya adalah ibu satu ini yang mengalami berbagai gangguan, termasuk alergi sperma.  

Ibu Windy Febrina berhasil ikut program hamil dan melahirkan seorang putra pertamanya bernama: Safaraz Abdillah pada November 2017.

Berikut ceritanya.  

Saya menikah sudah hampir 2 tahun, namun selama itu belum ada tanda-tanda kehamilan.

Namanya pasangan, kondisi ini jelas membuat kami gusar. 

Ya, kami ingin segera menimang momongan. 

Tak menunda-nunda waktu lagi, saya dan suami  memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter di salah satu Rumah Sakit di Jakarta.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Begini Cara Mengatakan Bodoh, Malas, dan Nakal yang Benar Pada Anak

Setelah konsultasi dengan dokter, saya menjalani program hamil dengan beliau, tetapi saya dan suami merasa kurang puas.

Ada beberapa hal yang membuat saya mengalihkan pemeriksaan ke dokter lain. 

Akhirnya saya mendapat informasi dari teman sekantor saya tentang dokter kebidanan dan kandungan di sebuah rumah sakit swasta.

Pada tanggal 12 Desember 2015, saya dan suami memutuskan untuk berkonsultasi dan menjalani program kehamilan dengan dr. Ichnandy A. Racman, Sp.OG FMAS CCD di rumah sakit itu.

Selama saya melakukan program kehamilan dengan beliau, saya dianjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. 

Program hamil yang pertama, pada bulan Januari 2016, dilakukan pengecekan imun tubuh saya terhadap sperma suami.

Baca Juga : #LovingNotLabelling: Kebiasaan Orangtua Seperti Ini Membuat Anak Laki-laki Menjadi Feminin, Kisah Nyata!

Ternyata antibody anti sperma (ASA) saya tinggi terhadap sperma suami 

Duh, gangguan apalagi ini, saya sendiri baru tahu tentang gangguan yang jarang didengar ini. 

Asal tahu saja, ASA adalah kondisi dimana kekebalan tubuh menyerang sperma, sehingga pembuahan sulit terjadi. 

Sebenarnya, kekebalan itu baik karena bermanfaat untuk membunuh kuman dan zat asing   yang masuk ke dalam tubuh. 

Untuk menyerang organisme tertentu, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi.

Antibodi ada banyak jenisnya, tergantung pada organisme apa yang diserang.

Dalam kasus saya, antibodi yang menyerang sel sperma disebut antibodi antisperma atau disingkat ASA.

Baca Juga : Penyebab Jumlah Sperma Sedikit, Jangan Sampai Dads Alami Nomor 4

Akibatnya, saya harus menjalani terapi PLI (Paternal Leukocyte Immunization), yaitu terapi dimana sel darah putih suami dimasukan ke dalam tubuh saya.

Proses itu dilakukan sebanyak 7 kali.

Ternyata masalah saya tidak hanya ASA tinggi, namun juga terdapat endometriosis, sehingga saya disarankan untuk melakukan tindakan operasi laparaskopi.

Pada tanggal 22 Maret 2016 saya menjalani operasi laparaskopi.

 Saat itu saya terus menjalankan terapi PLI sampai bulan Desember 2016.

Dan setelah ASA dalam tubuh saya dinyatakan normal, saya disarankan untuk mengikuti program hamil. 

Akhirnya pada Maret 2017 alhamdulilah hasil tes pack positif dan saya langsung memeriksakan kepada dr. Ichnandy.Saya benar positif hamil dengan umur kehamilan 6 minggu.

Baca Juga : Penyebab Jumlah Sperma Sedikit, Jangan Sampai Dads Alami Nomor 4

Pada 1 November 2017, lahirlah putra pertama saya melalui tindakan section caesaria di RSIA Budhi Jaya dengan dibantu oleh dr. Ichnandy. 

Alhamdulilah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, setelah sekitar 1,5 tahun mengikuti berbagai pengobatan, saya dan suami akhirnya dikaruniai putra pertama kami.

Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada tim dokter dan tim medis lainnya atas pelayanan yang baik dari awal hingga proses persalinan.