21 Hari Tak Makan Gula, Susu, dan Gluten, Perempuan Ini Alami 4 Hal Menakjubkan!

By Amelia Puteri, Kamis, 11 Oktober 2018 | 15:51 WIB
Stop konsumsi gula, susu, dan gluten, perempuan ini alami 4 hal menakjubkan (pexels.com)

Nakita.id - Nampaknya konsumsi gula, susu, dan gluten (serealia) masuk ke dalam pola makan Moms sehari-hari.

Namun, apa yang terjadi jika 3 hal ini dihilangkan dari menu makanan Moms?

Seorang kontributor pada situs popsugar.com, Tamara Pridgett, mencoba pola makan tanpa adanya gula, susu dan gluten.

Ini merupakan sebuah eksperimen yang ia lakukan selama 21 hari.

Ia mengakui dirinya bukan tipe orang yang gemar mencoba beragam diet.

"Saya sama sekali tidak menentang diet, tetapi bagi saya, itu tidak perlu.

Saya tidak pernah memiliki keinginan untuk menghitung kalori, melacak makro saya, atau menggunakan karbohidrat rendah," tulisnya.

Baca Juga : Trik Simpan Buah dan Sayur di Kulkas Agar Tak Cepat Busuk, Nomor 6 Belum Banyak yang Tahu!

Ia pun mengetahui program detoks ini dari seorang klien, yang dibuat oleh ahli jantung Alejandro Junger, MD (dokter favorit aktris Hollywood Gwyneth Paltrow), yang dinamakan 'Clean Program'.

"Dr. Junger menjelaskan bahwa program ini dapat membantu orang mengidentifikasi makanan yang menyebabkan iritasi, memperbaiki pencernaan, memperbaiki kulit, dan memberi lebih banyak energi," terang Tamara.

Berikut ini 4 perubahan besar dalam diri Tamara setelah ia berhenti konsumsi gula, susu, dan gluten.

Baca Juga : Suhu Udara Terasa Semakin Panas, Waspadai Terjangkit Penyakit Ini

Wajah Tamara yang bersih usai melakukan detoks gula, susu, dan gluten

1. Kulitnya bersih

"Aku sangat sadar dengar kulitku, terutama ketika sedang mengalami banyak jerawat. Kulitku sangat sensitif," cerita Tamara.

Ia sudah mencoba beragam cara, namun hanya sedikit yang berhasil.

"Pada hari kedelapan dari program ini, aku memerhatikan bahwa jerawat di dahiku telah membaik.

Setelah program selesai, saya mulai mengonsumsi kembali makanan ke dalam diet, dan aku sadar sejumlah besar gandum dan susu dalam makananku adalah penyebab jerawat di dahi," tulisnya.

Baca Juga : Mengenal Mendiang Suami Perempuan Terkaya Indonesia Arini Subianto, Pengusaha Sukses yang Rendah Hati & Tak Serakah

2. Energi dalam tubuh meningkat

"Tidak hanya menemukan makanan yang mengganggu kulit, aku jadi memiliki dorongan energi," tulisnya.

Ia menuliskan dalam buku catatannya, bahwa dirinya merasa punya lebih banyak energi, dan bangun lebih awal dari biasanya.

Tamara sempat merasa sebelumnya dia hampir tidak pernah merasa berenergi atau cukup istirahat.

Namun usai program ini, ia lebih sering bangun sebelum jam alarmnya menyala dan masih bisa tidur sampai larut malam.

Baca Juga : Intip Rumah Mewah Najwa Shihab, Luasnya Bak Rumah Keluarga Dinasti!

3. Rasa lapar tidak cepat menghilang

Ia sempat membaca jika mengikuti program ini, keinginan untuk makan makanan manis akan menghilang.

Namun, ia tak merasakan hal tersebut.

"Rasa cintaku pada kue es krim cokelat dan kue kering tidak tiba-tiba menghilang, aku hanya tidak melakukan keinginan tersebut."

Ketika ia merasakan keinginan untuk mengemil ia cenderung mengonsumsi "mentega almond, buah, atau jus buah buatan sendiri."

Baca Juga : Anak Kedua Poppy Bunga Pernah Infeksi Usus di Usia 1,5 Bulan, Waspada Tanda dan Penyebabnya

4. Berhenti makan kudapan

Tamara memiliki kebiasaan makan camilan ketika ia bosan atau saat suasana hatinya buruk.

Ini juga termasuk ketika misalnya ia baru saja selesai makan malam, tetapi bila ada sesuatu di lemari yang terlihat lezat, ia akan memakannya.

Dalam bukunya, Dr. Junger menyarankan makan dua makanan cair untuk sarapan dan makan malam.

Sementara untuk makan siang berupa makanan padat, dan menambahkan bahwa makan kudapan itu tidak apa-apa.

"Pada beberapa hari pertama, aku mengonsumsi kudapan agar merasa nyaman.

Aku masih beradaptasi untuk makan satu kali sehari, dan jujur, makan camilan membuatku merasa lebih baik awalnya.

Akhirnya, aku bisa makan tanpa camilan, tetapi jika aku punya hari yang lebih panjang, aku selalu menyiapkan kacang atau buah," jelasnya.

Baca Juga : Awas, Air Kelapa Justru Berbahaya Bila Diminum Orang-orang Ini

Secara keseluruhan, Tamara secara mengejutkan menganggap program ini menyenangkan.

"Itu membuat minggu-minggu lebih mudah karena aku harus merencanakan dan menyiapkan semua yang akan dimakan sebelumnya."

Tamara menambahkan, program detoks 21 hari ini baiknya dilakukan setahun sekali.

Bagaimana Moms, tertarik detoks dari gula, susu, dan gluten selama 21 hari?