Penderita Kolesterol Jangan Takut Makan Telur, Ahli ini Ungkap Manfaat Menakjubkan Telur

By Saeful Imam, Jumat, 12 Oktober 2018 | 15:35 WIB
Telur dapat terkontaminasi bakteri salmonella (AlexPro9500)

Meski kandungan Kolesterol dalam telur cukup tinggi (186 miligram dan 184 di antaranya berada di kuning telur), tetapi kandungan lemak jenuhnya rendah (1,6 gram di kuning telur).

Baca Juga : Manfaat Bawang Hitam, Tangkal Kanker, Kolesterol, Hingga Penuaan!

Pada kebanyakan orang, untuk setiap 100 miligram penurunan Kolesterol dari pola makan, akan dialami penurunan kadar LDL 2,2 poin.

Tetapi, dengan mengurangi asupan lemak jenuh sekitar 4-7 persen dari total kalori, kadar Kolesterol dalam darah akan turun dua kali lipat dari hanya membatasi Kolesterol.

Orang Jepang, yang kebanyakan mengonsumsi telur dalam jumlah besar (rata-rata 328 telur perorang setiap tahun), kadar kolesterolnya justru rendah.

Jumlah penderita penyakit jantung juga lebih rendah dibanding dengan penduduk di negara maju lainnya. Hal ini karena pola makan orang Jepang rendah lemak jenuh.

Orang Amerika justru sebaliknya. Mereka jarang makan telur, tetapi pola makannya tinggi lemak jenuh yang berasal dari daging asap, sosis, dan sebagainya.

Baca Juga : Kolesterol Tubuh Turun dalam Waktu Singkat Hanya dengan Konsumsi Bawang Putih 1-2 Siung, Buktikan!

Jadi, berapa banyak telur yang boleh kita konsumsi? Para ahli dari American Heart Association sejak lama tidak lagi memberikan batasan pada jumlah kuning telur yang bisa dikonsumsi.

Tetapi, kita disarankan untuk membatasi Kolesterol maksimal 300 mg per hari atau 200 mg jika Anda menderita penyakit jantung atau kadar Kolesterol LDL Anda lebih dari 100. Anda bisa memilih sendiri sumber kolesterolnya.

Meski demikian, ada juga pakar yang menyarankan agar kita membatasi konsumsi telur tak lebih dari satu butir setiap hari.

"Makan satu telur setiap hari tidak berpengaruh banyak pada kenaikan Kolesterol dalam darah. Lagi pula kenaikan LDL itu pengaruhnya sangat kecil dan bisa dibalikkan dengan gaya hidup sehat lainnya," kata Walter Willett, profesor epidemiologi.

Artikel ini telah ditulis di kompas.com dengan judul : Kolesterol dalam Telur Tak Perlu Ditakuti