Menurunkan Berat Badan Ampuh Turunkan Risiko Kanker Payudara, Begini Penjelasannya!

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Senin, 15 Oktober 2018 | 07:36 WIB
Cara untuk menurunkan berat badan pascamelahirkan (iStockphoto)

Nakita.id - Kanker payudara merupakan penyakit yang menakutkan juga mematikan.

Bahkan kanker payudara tak hanya diderita oleh perempuan, melainkan juga dapat menyerang laki-laki.

Dalam kasus kanker payudara, beberapa selebritis pernah mengalami kanker payudara dan beberapa di antaranya dinyatakan meninggal dunia lantaran terjangkit kanker payudara.

Di antaranya adalah Yana Zein. Aktris 48 tahun yang pernah populer tersebut mengidap kanker payudara stadium IV.

Yana Zein yang sudah melawan penyakitnya selama beberapa bulan belakangan harus meninggal dunia.

Yana meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Tiongkok.

Selain Yana, aktris muda Renita Sukardi juga meninggal dunia lantaran kanker payudara.

Renita yang saat itu masih berusia 37 tahun tiba-tiba dikabarkan drop lantaran divonis kanker payudara stadium 3B selama dua tahun terakhir.

Baca Juga : Dari Julia Perez Hingga Rudy Wowor, Inilah Indikasi Mengapa Penyakit Kanker Bisa Mematikan

Ia bahkan sempat syuting dalam keadaan sakit dan terbaring, demi profesionalitasnya.

Lalu, siapa yang tak kenal Diana Nasution? Penyanyi senior yang juga ibu dari musisi Ello juga dinyatakan meninggal dunia setelah melawan penyakit kanker payudara.

Bahkan Diana sempat dinyatakan sembuh oleh dokter selama beberapa tahun terakhir.

Tetapi takdir berkata lain, Diana meninggal dunia ketika kembali drop lantaran penyakit maut tersebut kembali menyerangnya.

Tak jauh berbeda dengan Renita, penyanyi cantik yang tengah naik daun, Iceu Wong meninggal dunia dengan alasan yang sama.

Iceu sudah lama divonis kanker payudara stadium 2 dan dua bulan sebelum meninggal, dokter menyebut bahwa kankernya sudah masuk stadium 4.

Iceu meninggal pada 2015 lalu di usia yang masih terbilang muda, 30 tahun.

Berbeda dengan kasus kebanyakan yang diderita perempuan, seorang tokoh laki-laki juga meninggal dunia akibat ganasnya penyakit kanker.

Ia adalah Melky Goeslaw, ayah musisi Melly Goeslaw.

Melky meninggal dunia lantaran terserang penyakit kanker payudara, penyakit yang disangka hanya diderita oleh kaum perempuan.

Ia meninggal saat usia 69 tahun karena kanker payudaranya sudah sampai menjalar ke paru-parunya.

Sehingga nyawa Melky tak bisa bertahan dan meninggal dunia.

Baca Juga : Lee Chong Wei Dikabarkan Terkena Kanker Hidung, Berikut Gejalanya yang Seperti Flu Biasa dan Kerap Diabaikan

Gejala Kanker Payudara

Seperti yang telah dijabarkan di atas, penyakit ini bisa datang dan menyerang siapa saja, kapan saja.

Banyak faktor yang dianggap berisiko namun kerap diabaikan.

Bagi perempuan, jelas bahwa kanker ini akan datang dengan indikasi munculnya benjolan di sekitar payudara atau bawah ketiak.

Ada pula berbagai gejala lain yang berisiko menyebabkan kanker payudara antara lain:

1. Adanya penebalan yang terasa berbeda di jaringan sekitar payudara

2. Berubahnya ukuran payudara, bentuk atau penampilannya.

3. Perubahan pada kulit di atas payudara, seperti munculnya cekungan berbentuk seperti lesung pipit.

4. Terjadinya pengelupasan kulit, kulit kering parah dan pengelupasan pigmen di sekitar puting yang merubah warna asli puting.

5. Kemerahan di atas payudara, seperti kulit jeruk.

Penyebab Kanker Payudara

Munculnya berbagai gejala tersebut bisa terjadi karena berbagai hal.

1. Riwayat kanker payudara

Banyak penyebab kanker lantaran adanya riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

Riwayat keluarga bisa terpengaruh karena adanya dua gen, yaitu BRCA1 (gen kanker payudara 1) dan BRCA2 (gen kanker payudara 2).

Bila memiliki keluarga dengan riwayat tersebut, bisa memungkinkan adanya risiko tinggi keturunannya akan mengalami penyakit yang sama.

Penting untuk melakukan tes darah ke dokter untuk membantu mengidentifikasi adanya mutasi gen kanker tersebut.

Baca Juga : Tidur dalam Kondisi Kamar Gelap Bisa Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahlinya

Sehingga bila adanya penanggulangan lebih awal, dokter dapat membantu memberi pengobatan juga keputusan lebih awal agar tak semakin parah.

2. Faktor risiko

Umumnya, perempuan usia 50 tahun ke atas lebih mungkin menderita kanker payudara.

Namun, di era saat ini, patokan usia tersebut seolah tak lagi berlaku.

Ini karena berbagai faktor lain yang mengelilinginya. Berbagai faktor risiko tersebut antara lain:

- Perempuan: meski penyakit ini bisa diderita siapa saja, perempuan merupakan faktor meningkatnya risiko kanker payudara, karena perempuan memiliki jaringan lemak lebih tinggi pada payudara, daripada laki-laki.

- Bertambahnya usia: kanker payudara bisa makin berkembang dan berisiko, seiring bertambahnya usia yang dipengaruhi pola hidup yang kurang sehat.

- Paparan radiasi: peringatan ini telah disuarakan sejak lama. Namun, banyak orang mengabaikan pentingnya menghindari atau meminimalisasi paparan radiasi terhadap tubuh kita. Seseorang yang kerap terpapar radiasi, memiliki risiko tinggi mengidap kanker payudara, daripada yang tidak terpapar.

- Masa subur terlalu cepat: usia kesuburan pada perempuan umumnya saat usia 12 tahun. Perempuan yang usia suburnya sebelum atau jauh sebelum 12 tahun, memiliki risiko tinggi mengidap kanker payudara.

- Terlambat menopause: bila seseorang mengalami menopause di usia yang lebih tua dari usia menopause seharusnya, ia juga memiliki risiko tinggi mengidap kanker payudara.

- Memiliki anak pertama di usia yang terlalu tua: perempuan yang melahirkan anak pertama mereka di usia lebih dari 30 tahun, memiliki peningkatan risiko kanker payudara yang lebih tinggi daripada mereka yang memiliki anak pertama di usia sebelum 30 tahun.

- Belum pernah hamil: tak berbeda jauh dengan memiliki anak usia lebih dari 30 tahun, perempuan yang belum pernah hamil bahkan di usianya yang hampir senja juga memiliki risiko tinggi kanker payudara. Ini karena ada hormon yang tidak bekerja secara tepat.

- Terapi hormon menopause: banyak perempuan yang memilih mengonsumsi obat untuk terapi hormon. Tujuannya, menggabungkan estrogen dan progesterone untuk mengobati tanda dan gejala menopause dan memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Risiko kanker payudara akan lebih rendah pada perempuan yang tidak mengonsumsi terapi hormon ini.

- Alkohol: bukan tak mungkin, perempuan hobi minum alkohol dan memiliki gaya hidup tak sehat. Perempuan yang mengonsumsi alkohol, selain sulit hamil juga mengalami risiko tinggi terjangkit kanker payudara.

Baca Juga : Tak Punya Mata dan Hidung Akibat Derita Kanker, Pria 65 Tahun Ini Sampai Diusir Saat Ingin Makan!

- Obesitas: kerap diabaikan, perempuan yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas jauh lebih berisiko mengidap kanker payudara.

Menurunkan Berat Badan Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Pada poin terakhir yaitu obesitas, biasanya menjadi hal yang sangat diabaikan perempuan.

Kenyataannya, obesitas justru menjadi pemicu utama seseorang mengalami kanker payudara.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perempuan yang memiliki berat badan berlebih lebih tinggi terjangkit berbagai kondisi, seperti diabetes, jantung, dan beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara.

Ini karena perempuan obesitas atau kelebihan lemak memiliki banyak jaringan lemak yang dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara dengan meningkatkan kadar estrogen.

Bahkan, mereka yang memiliki berat badan berlebih biasanya juga memiliki tingkat insulin dan hormon insulin tinggi, yang kerap dikaitkan dengan beberapa kanker, termasuk kanker payudara.

Akan tetapi, hubungan antara berat badan dan risiko kanker payudara menjadi lebih rumit.

Ini karena sebuah studi menunjukkan risiko meningkatnya perempuan yang memiliki kelebihan berat badan saat usia mereka dewasa dan tidak mengalami peningkatan berat badan saat usia remajanya.

Kenyataannya, baik usia remaja maupun dewasa, kelebihan berat badan tetaplah menimbulkan lemak ekstra yang biasanya muncul di pinggang.

Lemak di pinggang itulah yang mampu meningkatkan risiko lebih tinggi seseorang mengalami kanker payudara.

Meskipun mengalami kenaikan berat badan meningkatkan risiko kanker, banyak ilmuwan menolak bahwa upaya menurunkan berat badan mampu mengurangi risiko kanker payudara.

Ini lantaran menurut studi kasus yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir, perempuan yang memiliki kelebihan berat badan saat usia dewasa hanya mengurangi berat badannya.

Ia cenderung tidak mempertahankan berat badannya dalam waktu yang panjang atau jangka panjang, sehingga tolak ukur kualitas hidup sehatnya dipertanyakan.

Padahal, yang terpenting dari penurunan berat badan adalah konsekuen untuk menjaga pola hidup sehat untuk menanggulangi berbagai risiko penyakit termasuk kanker payudara.

Tetapi secara umum, berhasil menurunkan berat badan dan mencoba gaya hidup sehat tak hanya mampu mengurangi risiko kanker payudara.

Kehilangan sedikitnya 5-10 persen berat badan, artinya seseorang akan meningkatkan kualitas kesehatan secara menyeluruh, mulai dari kebugaran hingga menekan berbagai risiko penyakit yang mungkin terjadi.

Sehingga dalam upaya menurunkan berat badan untuk mengurangi risiko kanker payudara, tak hanya bisa dilakukan melalui satu cara.

Baca Juga : Iceu Wong Meninggal Karena Kanker Payudara, Makanan Sehat Justru Bisa Jadi Pemicunya

Menurunkan berat badan dalam rangka dan tujuan menurunkan risiko kanker payudara harus dibarengi oleh beberapa poin penting ini:

1. Menuju berat badan ideal

Bila seorang perempuan terlanjur mengidap kanker payudara, mereka pasti berupaya melakukan segala hal untuk dapat bertahan hidup dengan melakukan berbagai hal.

Tetapi, untuk menurunkan risiko kanker payudara, seseorang dapat memulai gaya hidup sehatnya.

Peningkatan risiko kanker payudara juga bisa muncul kembali, saat seseorang meninggalkan gaya hidup sehatnya.

Ini juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mendapatkan lymphedema, serta risiko kematian yang lebih tinggo.

Banyak pertanyaan yang telah dibuktikan dengan penelitian yang menunjukkan apakah menurunkan berat badan mampu menurunkan risiko kanker payudara.

Studi besar sedang menyoroti kasus dan masalah ini, karena faktanya banyak perempuan yang terus mengalami peningkatan berat badan tanpa adanya usaha untuk menurunkan berat badannya memang berisiko tinggi.

Tentu saja, perempuan dengan kelebihan berat badan dan ingin memperbaiki pola hidup sehatnya melakukan berbagai hal untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Antara lain menurunkan berat badan dan mendapat berat badan ideal.

Menurunkan berat badan dan memiliki berat badan ideal dipercaya juga memperbaiki fungsi fisik secara ideal.

Caranya, banyak orang biasanya memilih memulai mengonsumsi makanan sehat dan pola hidup sehat.

Seperti mengurangi lemak, garam dan zat-zat yang bisa menimbun lemak kembali.

2. Aktif secara fisik

Baca Juga : Pelantun 'Pacar Lima Langkah', Iceu Wong Meninggal Karena Kanker Payudara, Pemakaian Deodoran Picu Penyakit Ini?

Banyak perempuan yang hanya mengonsumsi makanan sehat tanpa menyeimbangi pola hidupnya dengan pola hidup sehat.

Padahal, bila seseorang hanya memilih makanan sehat, akan menjadi percuma karena tubuh tidak memiliki keseimbangan fungsi yang baik.

Ativitas olahraga sangat penting untuk menyeimbangkan usaha penurunan berat badan dengan cara makan makanan sehat.

Tubuh yang aktif dan juga melakukan berbagai aktivitas akan meningkatkan kebugaran, sehingga akan banyak aktivitas lain yang bermanfaat dan dapat menetralisir tubuh dari berbagai racun dan penyakit mematikan.

Meski bagi beberapa orang, melakukan aktivitas fisik, khususnya olahraga adalah hal yang sulit untuk dimulai, tetapi dengan cara rutin yang dibarengi dengan tekad akan membuat seseorang lebih mudah memiliki gaya hidup sehat yang dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara.

Sehingga, tidak betul bila menurunkan berat badan saja dipercaya sebagai kunci penting untuk seseorang menurunkan risiko penyakit kanker.

Menurunkan berat badan untuk menurunkan risiko kanker juga harus dibarengi dengan pola hidup yang sehat dan juga olahraga secara teratur.