Kenakan Batik Motif Parang Khas Indonesia, Miss Grand Malaysia Tuai Kontroversi; 'Abaikan Saja Mereka'

By Rosiana Chozanah, Selasa, 16 Oktober 2018 | 15:16 WIB
Perseteruan warganet pada unggahan Miss Grand Malaysia (Instagram)

Nakita.id - Pada 25 Oktober 2018 mendatang, sebuah ajang kecantikan tingkat dunia akan kembali digelar.

Ajang tahunan ini bertajuk Miss Grand International 2018 yang akan berlokasi di Myanmar.

Baca Juga : Jangan Diabaikan, Inilah 6 Penyebab Miss V Mengeluarkan Darah Usai Berhubungan Intim!

Tahun lalu, perwakilan dari Indonesia adalah Dea Rizkita, yang tampil mengagumkan dalam balutan kostum 'Ibu Pertiwi'.

Dan saat ini, ajang tersebut sedang dalam rangkaian proses pelaksanaannya.

Beberapa hari yang lalu media sosial instagram sempat dihebohkan dengan unggahan salah satu pesertanya yang berasal dari Malaysia, Debra Jeanne.

Pada Minggu (14/10/2018) kemarin, perwakilan dari Malaysia ini mengunggah foto yang memperlihatkan dirinya memakai atasan bermotif batik parang yang dipadukan dengan celana hitam panjang.

Unggahan Debra Jeanne di akun instagramnya

Pada unggahan tersebut Debra juga menulis keterangan, "Welcome to the Golden Land Of Myanmar. Gold everywhere."

Bahkan ia menandai perancang pakaian tersebut yang berbasis di Malaysia.

Sayangnya, unggahan ini justru memunculkan perdebatan sengit antara warganet dari Indonesia maupun dari Malaysia.

Warganet Indonesia menilai bahwa batik motif parang yang dikenakan oleh perwakilan Malaysia dalam ajang Miss Grand International 2018 tersebut sangat khas Indonesia yang justru dipakai oleh perwakilan dari Malaysia.

Unggahan Debra Jeanne

Baca Juga : Lee Chong Wei, Atlet Bulu Tangkis Malaysia Ternama Idap Kanker Hidung, Sulit Terdeteksi Jadi Jangan Sepelekan!

Unggahan dari Debra ini terus menuai kritik negatif dari warganet, bahkan tidak sedikit warganet dari Malaysia yang membalas komentar warganet dari Indonesia dengan tak kalah pedasnya.

Melihat banyaknya tanggapan negatif pada unggahannya membuat Debra sendiri cuukup kesal, hingga ia memberi tanggapan melalui sanpgramnya.

"So I have been receiving another hateful comment about the things that I wear, and for calling me someone who claims the culture, first of all, I didn't claimed anything at all," tulis Debra di hari yang sama.

Ia menuturkan bahwa dirinya menerima banyak sekali komentar kebencian terkait dengan apa yang ia pakai.

Mereka juga menyebut Debra sebagai seseorang yang sudah mengklaim sebuah budaya.

Padahal, dalam unggahan tersebut dirinya tidak mengklaim apapun, akunya.

Kemudian, Debra mengaku dirinya kecewa dengan komentar tersebut dan meminta penggemarnya untuk tidak terpancing.

"It's just a cloting that I'm wear, and I'm very proud of it, and to all my fans, that so backing me up, thankyou so much, for your support and your time, but we don't have to go down to that level," sambungnya.

Menurutnya, ini merupakan hanya permasalahan pakaian yang ia kenakan, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.

Baca Juga : Hari Batik Nasional, Wow! Batik Asri Welas Pernah Muncul di Couture Fashion Week New York!

"Let's just ignore, and pray for the best for them, so I hope we can do that thing, thank you," tuturnya lagi.

Ia meminta penggemarnya untuk mengabaikan komentar negatif tersebut.

Alih-alih marah, Debra justru meminta penggemarnya untuk mendoakan yang terbaik untuk para warganet yang berkomentar negatif.

Balasan Debra mengenai tanggapan negatif tentangnya

Sedangkan pada unggahan snapgram lainnya, Debra meminta penggemarnya untuk tidak meladeni dan justru akan semakin runyam jika kritikan pedas yang dilayangkan kepadanya dihiraukan.

Tak sampai di sini, ternyata mantan perwakilan Malaysia pada ajang Miss Grand International 2017, Sanjeda John, ikut mengomentari 'perang' antar warganet ini.

Melalui unggahan snapramnya, Sanjeda menulis, "Gosh! Batik Malaysia pun mau claim hak milik My God.. Please forgive their stupidity."

Komentar mantan peserta Miss Grand International 2017 dari Malaysia

Baca Juga : Terbuai Gaji Jutaan Rupiah, Ternyata Ini yang Dikerjakan 2 WNI di Malaysia

Dari unggahan Sanjeda tentu bermaksud mengatakan bahwa motif batik yang dikenakan oleh Debra adalah batik Malaysia.

Sebenarnya, pada 2017 lalu pun, insiden seperti ini sempat terjadi.

Saat itu Sanjeda mengenakan pakaian Kuda Lumping yang juga memunculkan perdebatan antar warganet.

Miss Grand Malaysia 2017, Sanjeda John

Akhirnya, melalui akun instagram resmi Miss Grand Malaysia, megklarifikasi bahwa Kuda Lumping yang di Malaysia disebut 'Kuda Warisan' terinspirasi dari masyarakat Jawa yang berada di kawasan Selatan wilayah Johor, Malaysia.

Baca Juga : Viral! Remaja Laki-laki 15 Tahun Asal Malaysia Awalnya Alami Perut Kembung Hingga Membengkak. Dokter Mengira Tumor, Padahal Ini yang Terjadi

Pada abad ke 20, orang Jawa yang bermigrasi ke Malaysia memperkenalkan tarian Kuda Lumping tersebut.

Lalu pada 1971 silam, Kementrian Pariwisata Johor mengakui bahwa tarian tersebut bagian dari masyarakat Jawa di Johor.