Berita Kesehatan : 30% Siswa SD Di Jakarta Berkacamata Minus, Ternyata Ini Penyebabnya

By Soesanti Harini Hartono, Rabu, 17 Oktober 2018 | 08:05 WIB
Fungsi penglihatan yang terganggu dapat memengaruhi proses belajar anak. (pexels.com/Mustafa ezz)

Anak-anak berumur 15 tahun ke bawah juga diketahui mengalami gangguan penglihatan karena gangguan pembiasan dan sekitar 1,4 juta anak mengalami kebutaan permanen.

Tidak dipungkiri lagi, kemajuan teknologi yang terus melejit secara tidak langsung memberikan kesempatan generasi muda untuk menyicipi 'gadget' sebagai teman bermainnya.

 Baca Juga : Hasil Studi: Orang Gemuk Jarang Terkena Penyakit Infeksi

American Academy of Ophthamology dari Amerika Serikat mengatakan bahwa melihat gadget sebetulnya tidak membahayakan mata.

Akan tetapi, lama-lama hal ini bisa menimbulkan ketegangan dan gejala yang mengganggu pengelihatan.

Manusia biasanya berkedip selama 15 kali tiap menitnya. Namun, saat menatap ke layar gadget maka jumlah kedipan akan turun.

Kedipan mata bisa berkurang hingga setengah atau 3 kali lipatnya.

Kondisi inilah yang menyebabkan mata cepat lelah karena dipaksa bekerja fokus menatap layar tanpa banyak berkedip.

 Baca Juga : Mengapa Nasi Goreng Jadi Makanan Paling Digemari? Ternyata Ini Alasannya!

Sayangnya, penggunaan gadget yang berlebihan juga menjadi salah satu faktor risiko yang memicu anak untuk terkena risiko penyakit mata.

Koordinator Lions Club bagian kesehatan mata, Maria Rantung, sebut 30% anak SD di Jakarta mengalami masalah mata seperti minus dan silinder.