Berita Kesehatan Akurat: Aturan Konsumsi Obat Maag, Jangan Sembarangan!

By Nia Lara Sari, Senin, 22 Oktober 2018 | 10:43 WIB
Aturan Konsumsi Obat Maag (iStockphoto/Antonio_Diaz)

Nakita.id - Penyakit maag atau gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung.

Maag dapat disebabkan oleh iritasi karena penggunaan alkohol yang berlebihan, stres, atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya.

Maag mungkin juga disebabkan oleh hal-hal berikut:

Baca Juga : Opie Kumis Idap Asam Lambung Karena Kopi, Penderita Maag Masih Bisa Minum Kopi Dengan Cara Ini!

-  Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori), yaitu bakteri yang hidup di lapisan mukosa lambung.

Jika tidak diobati infeksi bakteri ini dapat menyebabkan bisul bahkan kanker lambung.

- Refluks empedu, aliran balik dari saluran empedu (yang menghubungkan ke hati dan kantong empedu)

- Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

Gejala maag

Gejala gastritis bervariasi di antara individu, dan pada banyak orang tidak ada gejala.

Namun, gejala yang paling umum termasuk:

Baca Juga : Gemas! Lari-lari di Panggung, Jan Ethes Sukses Bikin Paspamres Kewalahan

- Mual atau sakit perut berulang

- Perut kembung

- Sakit perut di bagian uluh hati

- Muntah

- Gangguan pencernaan

- Kehilangan selera makan.

Obat maag

Mengurangi jumlah asam di dalam lambung adalah cara untuk menghentikan iritasi.

Antasida yang dijual bebas dipasaran, dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk mengobati gastritis ringan dan banyak tersedia dalam bentuk cair dan tablet.

Antasida dapat menetralisir asam lambung dan menghentikan nyeri akibat gastritis.

Apa itu antasida?

Dilansir dari rxlist.com, antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralisir asam lambung.

Lambung secara alami mengeluarkan asam yang disebut asam klorida (HCL) yang membantu memecah protein.

Asam lambung ini memiliki pH (tingkat keasaman) 2 atau 3.

Baca Juga : Kaya Manfaat, Begini Cara Mengupas Buah Naga dengan Cepat dan Mudah

Lambung, duodenum (usus), dan esofagus (kerongkongan) dilindungi dari asam oleh beberapa mekanisme perlindungan.

Ketika terdapat terlalu banyak asam, maka lapisan lambung, duodenum atau esofagus dapat menjadi rusak oleh asam.

Sehingga menimbulkan peradangan, luka dan berbagai gejala gastrointestinal lainnya seperti mual, sakit perut, dan mulas.

Antasida juga bekerja dengan menghambat aktivitas pepsin, enzim pencernaan yang hanya aktif di lingkungan asam dan diyakini berbahaya bagi lapisan lambung, duodenum, dan esofagus.

Untuk aturan pemakaian antasida, pastikan untuk mengikuti petunjuk pada label obat.

Jangan berlebihan dalam mengonsumsi antasida karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan, sembelit dan osteoporosis (pengeroposan tulang).

Penting juga untuk membahas penggunaan antasida dengan dokter atau apoteker, terutama jika digunakan dengan kombinasi dengan obat lain.

Hal ini ditujukan untuk menghindari interaksi obat.

Baca Juga : Si Kecil Alami Skoliosis? Sembuhkan dengan Menggunakan 2 Cara ini

Untuk kondisi apa saja antasida digunakan?

Antasida biasanya digunakan untuk gejala seperti sakit maag, nyeri lambung, peradangan esofagus (esophagitis), lambung (gastritis), dan duodenum (duodenitis).

Obat maag lainya

Obat yang lebih kuat yang disebut acid blocker dan inhibitor pompa proton yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit maag yang lebih parah.

Baca Juga : Konsumsi Santan Selama Hamil Sehat Atau Justru Berbaya Bagi Kesehatan?

Obat-obatan ini secara signifikan dapat mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh lambung, dan memberi waktu pada tubuh untuk 'menyembuhkan' dirinya.

Sebaiknya hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein saat mengonsumsi obat penurun asam, karena zat ini dapat lebih mengiritasi lambung yang sudah sakit. (*)