Berita Kesehatan Anak: Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi Bisa Mematikan, Kenali dan Cegah Sekarang Juga!

By Fadhila Auliya Widiaputri, Senin, 22 Oktober 2018 | 15:12 WIB
Kenali dan cegah risiko mematikan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada bayi (www.bepanthen.co.uk)

Nakita.id - Infeksi Saluran Kemih (ISK) ialah salah satu infeksi yang kerap terjadi pada bayi maupun balita.

Penyebab terbesar terjadinya  infeksi saluran kemih ialah bakteri yang memasuki bagian manapun dari saluran kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

Menurut Dr Leo Deng Jin, seorang dokter anak di Thomson Pediatric Center, Bukit Panjang, salah satu jenis bakteri penyebab infeksi saluran kemih ialah Escherichia coli (E Coli) yakni bakteri yang juga ditemukan di usus besar.

Bakteri ini dapat muncul dari makanan yang terkontaminasi, air yang terkontaminasi, kontak langsung dari orang lain, dan kontak dengan binatang.

Oleh karena itu, infeksi ini erat sekali kaitannya dengan masalah kebersihan.

Baca Juga : Anak Putri Titian Diduga Alami Infeksi Saluran Kemih, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Bayi dan batita adalah yang paling rentan terhadap infeksi saluran kemih karena mereka sering menggunakan popok.

Mereka juga cenderung buang air kecil lebih sering daripada orang dewasa karena kandung kemihnya lebih kecil.

Popok kotor dan basah mendorong bakteri untuk berkembang biak pada kulit di daerah selangkangan.

 

Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Putri Najwa Shihab Lahir Prematur Meninggal, Ini Komplikasi Bayi Prematur

Untuk masalah jenis kelamin, bayi laki-laki lebih besar kemungkinan mengembangkan infeksi saluran kemih.

Namun ketika melewati usia bayi maka anak perempuan yang lebih berpotensi mengalami infeksi ini.

Umumnya, pada usia 5 tahun, presentase anak perempuan mengalami infeksi saluran kemih 8% sedangkan anak laki-laki hanya 2%.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), salah satu tanda yang terlihat jelas bila anak mengalami infeksi saluran kemih ialah anak menangis dan mengeluh sakit saat buang air kecil.

Selain itu, untuk bayi dan anak di bawah usia 2 tahun biasanya akan muncul beberapa gejala, seperti demam, sulit makan, lesu, muntah, dan diare, sakit perut dan urine yang berbau busuk.

Adapun untuk anak-anak di atas usia 2 tahun, gejalanya mirip apa yang dirasakan orang dewasa, seperti mengalami rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan rasa sakit di daerah kandung kemih.

Penting untuk diingat, sekitar 1 dari 20 bayi yang mengalami demam tanpa gejala-gejala yang telah di jelaskan di atas.

Oleh karena itu, orangtua sebaiknya benar-benar memerhatikan dan menjaga kebersihan daerah vital bayi tersebut.

Sebab bila infeksi dibiarkan terlalu lama maka dapat berlanjut ke aliran darah dan organ lainnya.

Kemungkinan terburuknya, infeksi saluran kemih bisa mengancam jiwa.

Satu-satunya cara untuk memastikan apakah anak menderita infeksi saluran kemih atau tidak ialah dengan mengirim sampel urine mereka ke pengujian laboratorium. 

Untuk bayi dan batita yang belum dilatih menggunakan toilet, dokter mungkin akan melakukan prosedur yang dikenal sebagai kateterisasi keluar untuk mendapatkan sampel urin yang tepat.

Baca Juga : Meski Kaya Manfaat, 4 Kondisi Tubuh Ini Tidak Dianjurkan Konsumsi Daun Salam

 

Ini melibatkan penggunaan silikon kateter lembut, steril atau karet (tabung), dan memasangnya ke uretra untuk mengeluarkan air kencing dari kandung kemih.

Sebelum melakukannya, dokter yang melakukan prosedur ini akan membersihkan alat kelamin secara menyeluruh untuk mengurangi risiko bakteri masuk ke kandung kemih selama proses kateterisasi.

Prosedurnya tidak nyaman bagi anak nyaman dan mungkin akan menangis selama proses berlangsung.

Namun Moms tak perlu khawatir karena ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis secara akurat penyebab infeksi dan meresepkan antibiotik yang tepat.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Curatan Hati Joanna Alexandra, Rawat Anak Dengan Kelainan Genetik Langka

Pada dasarnya, infeksi saluran kemih pada bayi dan batita dapat dicegah bila Moms melakukan beberapa hal berikut ini:

- Menjaga kesehatan dengan tepat. Jika anak Moms perempuan, selalu bersihkan area genitalnya dari depan ke belakang.

Namun jika anak Moms berjenis kelamin laki-laki, bersihkan alat kelaminnya dengan menarik kulup dengan lembut.

- Dorong kebiasaan buang air besar yang benar. Latih batita untuk segera ke toilet kapan pun ia mulas dan ingin buang air kecil atau kotoran.

Bila anak sering menahannya, ia berisiko terserang infeksi saluran kemih.

Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali Normal Tidaknya Pertumbuhan Gigi Anak Sesuai Tahap Usianya

- Pilih celana dalam yang tepat. Yaitu berbahan katun dan hindari ukuran celana yang terlalu ketat.

- Ganti popok bayi dan batita. Setidaknya setiap 3 jam sekali untuk tetap menjaga kebersihannya.

- Hindari busa, deodoran dan deterjen. Hindari mandi busa dan zat lainnya seperti deodoran dan sabun wangi yang bisa mengiritasi alat kelamin.

- Dorong anak untuk minum. Tanya dokter, berapa kebutuhan air putih untuk Si Kecil Moms. Bila masih ASI eksklusif, menyusuilah tepat waktu.

- Hindari memberi ia makanan dan minuman sembarangan. Seperti cokelat dan minuman berkafein yang bisa mengiritasi kandung kemih.

Baca Juga : Hati-hati Saat Diet, 9 Sayuran Ini Justru Menambah Berat Badan

Selain beberapa hal tersebut, penting pula bagi Moms untuk menyunat anak sejak dini.

Sebab Dr Leo Deng Jin mengatakan bayi atau anak laki-laki yang belum disunat umumnya berisiko lebih tinggi mengalami infeksi saluran kemih 4 sampai 10 kali lipat.

Sebuah studi yang dilakukan oleh periset McGill University, menghitung bahwa risiko infeksi mungkin sekitar 88% lebih rendah pada anak laki-laki yang telah disunat.

Deng Jin mengatakan, sunat dapat meningkatkan kebersihan alat kelamin pada anak laki-laki meskipun prosedurnya bukan tanpa risiko.

"Prosedurnya tidak perlu dilakukan kecuali anak terus mengalami balanitis kambuhan, infeksi kepala penis yang bisa menyebabkan ruam merah gatal".

Baca Juga : Berita Kesehatan: Anak Zaskia Mecca Asma di Usia 7 Bulan, Kenali Faktor Risiko dan Penanganannya Pada Anak

Deng Jin menyarankan agar orangtua berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli bedah bayi untuk mempertimbangkan potensi risiko dan manfaatnya.

Jika anak belum disunat, tariklah kulit penis (kulup) agar dapat membersihkan dengan seksama.

Ini harus dilakukan setiap hari sebagai bagian dari rutinitas mandi biasa.

Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Kandungan Flouride Dalam Air Mineral Menurunkan IQ Anak

"Terkadang, ini mungkin sulit dilakukan pada beberapa anak laki-laki dengan kulup yang ketat.

Dalam kasus tersebut, secara bertahap peregangan kulup kembali saat mandi hangat, saat kulit lebih lembut dan lebih lentur," tambah Deng Jin.(*)