Paling Baik Jika Bayi Tidur di Dada Ibu, Apa Alasannya?

By Dini Felicitas, Jumat, 18 November 2016 | 07:15 WIB
Paling baik jika bayi tidur di dada ibunya. (Dini Felicitas)

Tabloid-Nakita.com - Bayi menghabiskan sembilan bulan di dalam kandungan, tempat di mana ia merasa paling aman dan dekat dengan sang ibu. Setelah lahir pun, bayi sebaiknya tetap tidur dengan ibunya. Lebih baik lagi jika bayi tidur di dada ibunya agar kontak kulit lebih maksimal dan ibu lebih mudah mengawasi kondisi si bayi. Sebaliknya, tidur terpisah dari ibu akan menimbulkan kecemasan dan stres pada bayi, demikian menurut para peneliti dari University of Cape Town.

Untuk penelitian kecil tersebut, peneliti mengukur detak jantung 16 bayi berusia dua hari. Pertama ketika mereka tidur di dada ibunya, dan kemudian ketika para bayi tidur sendiri (terpisah). Tim peneliti mengukur variasi detak jantung tersebut, di mana ketidakteraturan di antara denyutannya diukur untuk menguji stres yang terjadi.

Idealnya, bayi baru lahir menunjukkan siklus tidur di mana periode tidur aktif (ada gerakan mata yang cepat) dan tidur tenang (tidak ada gerakan mata yang cepat) berlanjut selama satu jam pada waktu yang sama. Namun tim peneliti mendapati bahwa bayi yang tidurnya terpisah, siklus tidurnya tidak ada.

"Siklus tidur pada bayi yang tidur sendiri kebanyakan tidak ada, dan pada 6 dari 16 bayi yang menunjukkan tidur tenang ketika terpisah dari ibunya, durasinya lebih pendek dan lebih dangkal," ujar Dr Nils Bergman, salah satu penulis studi tersebut.

Menurutnya, pada hari-hari awal kehidupan bayi, para ibu sangat disarankan untuk tidak membiarkan bayinya tidur sendiri. Sebaliknya, membiarkan bayi tidur di dada ibu menjadi solusi terbaik. Hal ini bertentangan dengan penelitian dari American Academy of Pediatrics yang mengatakan bahwa tidur bersama orangtua meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS).

Kematian bisa terjadi jika bayi tidur lelap dan tidak bisa bangun saat tengkurap, tertimpa tubuh sang ibu, atau tertutup selimut dan bantal, sehingga kehabisan oksigen. Hal ini kerap terjadi di Amerika, di mana orangtua sudah membiasakan anak tidur sendiri sejak kecil. Sedangkan di Indonesia SIDS jarang terjadi karena orangtua terbiasa tidur bersama bayi di ranjang yang sama. Selimut juga tidak banyak digunakan karena udara yang cenderung panas.

Untuk meningkatkan bonding melalui skin to skin contact, menidurkan bayi di dada ibu tetap boleh dilakukan. Untuk mencegah terjadinya SIDS, Mama Papa lah yang harus mengatur posisi tidur supaya bayi tidak stres dan tidur telungkup terlalu lama. Ubah-ubah posisi tidur bayi agar perut dan paru-parunya tidak tertekan dan membuatnya kehabisan oksigen.