Nakita.id - Banyak perempuan mengatakan, ibu yang melahirkan bayinya secara caesar sebenarnya tidak merasakan persalinan yang sesungguhnya. Operasi caesar dianggap sebagai jalan pintas untuk melahirkan, tidak merasakan sakitnya melahirkan yang sesungguhnya. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa ibu yang melahirkan secara caesar belum lengkap hidupnya sebagai perempuan.
Tanpa kita sadari, kata-kata seperti ini ternyata sangat menyakitkan bagi para ibu yang menjalani persalinan caesar. Karena, seringkali operasi itu dijalani sebagai pilihan terakhir, karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk persalinan normal. Selain itu, operasi caesar tidaklah sesederhana yang dibayangkan.
Hal inilah yang diungkapkan beberapa ibu melalui media sosialnya. Setelah melahirkan putrinya, Alexa, Raquel Renteria, berbagi foto di akun Instagramnya, @mrsfitmom. Tetapi dia tidak mem-posting foto bayinya seperti ibu-ibu baru yang lain, melainkan luka bekas caesar di perutnya.
Dengan menunjukkan foto tersebut, perempuan asal California ini ingin menyampaikan pesan pada perempuan lain yang juga melahirkan dengan operasi caesar.
"Beberapa minggu terakhir menjelang kelahiran Alexa, aku sangat ketakutan. Aku ngerti dengan operasi ini," tulisnya. "Aku takut dengan luka ini, dan efek jangka panjangnya terhadap tubuh dan pikiranku. Aku khawatir akan merasa tidak layak, seolah-olah aku tidak sungguh-sungguh melahirkannya."
Banyak ketakutan lain yang dirasakannya, namun ada begitu banyak ibu yang mengatakan, semuanya akan baik-baik saja. "Dan itu benar. Aku tidak merasa bahwa aku ini ibu yang buruk," tambahnya.
Raquel bukan satu-satunya perempuan yang berbagi mengenai pengalaman operasi caesar. Beberapa waktu sebelumnya, Raye Lee juga menunjukkan luka bekas caesar untuk membuktikan bahwa metode persalinan ini bukan cara yang mudah. Ia lelah dengan anggapan banyak orang bahwa operasi caesar menunjukkan bahwa ia tidak melalui persalinan yang sesungguhnya.
"Ya, tentu saja. Operasi caesar-ku jelas merupakan suatu kenyamanan," tulisnya setengah menyindir. Betul-betul nyaman berada dalam persalinan selama 38 jam sebelum bayiku dalam keadaan darurat, dan kemudian setiap kontraksi benar-benar membuat detak jantungnya berhenti."
Menurutnya, operasi caesar ini merupakan hal paling menyakitkan dalam hidupnya. Melihat seorang bayi yang keluar dari sayatan di perut yang hanya sepanjang 12 cm, tetapi digunting dan diiris, dan ditarik sampai robek melalui lapisan-lapisan lemak, otot, dan organ-organmu (dan diletakkan di meja samping tempat tidur supaya dokter bisa tetap menggunting sampai bisa menyentuh si bayi), adalah pengalaman yang benar-benar berbeda yang pernah ia bayangkan.
Foto luka dan jahitan bekas operasi caesar juga ditunjukkan Jodie Shaw, hanya dua hari setelah melahirkan anak keduanya. Apa pun yang dipikirkan orang mengenai persalinan caesar, Jodie hanya mengatakan bahwa kadang-kadang kita tidak punya pilihan mengenai apa yang harus dilakukan.
"Aku punya miom seukuran melon di atas leher rahimku, dan plasenta rendah, yang membuatku mendapatkan luka bekas caesar yang tidak biasa. Tapi entah Anda percaya atau tidak, aku sudah melahirkan bayiku. Jadi lain kali kalau Anda menilai seseorang karena tidak melakukan apa yang Anda anggap sebagai 'melahirkan', coba pikirkan dulu mengapa kami harus melahirkan dengan cara seperti itu. Untuk apa aku memilih operasi besar yang butuh enam minggu untuk memulihkan diri," tulisnya.
Berbagai pesan yang disampaikan para ibu ini menimbulkan keprihatinan mengenai berbagai cap buruk lainnya yang juga dituduhkan pada para ibu. Entah itu mengapa harus memberikan susu formula dan bukannya ASI, juga bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. Tidak ada yang mengetahui usaha dan pengorbanan apa yang telah dilalui para ibu dengan hidupnya, kecuali ia sendiri dan pasangannya. Semestinya sih, tidak layak bila kaum perempuan saling meremehkan dengan anggapan keliru semacam itu.
Untuk para mama, tetap semangat dan jangan menyerah, ya. Karena peran ibu sesungguhnya baru dimulai ketika si kecil lahir, dan bagaimana Mama mengasuh dan membesarkannya.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR