Nakita.id - Selain kehamilan prematur (kehamilan dengan waktu kelahiran sebelum waktu lahirnya), Mama juga perlu waspada akan kemungkinan terjadi kehamilan postmatur. Kehamilan postmatur merupakan kehamilan yang terjadi lebih dari waktu lahir normal, atau lebih dari minggu ke-42. Pada kasus ini disebut juga sebagai kelahiran lewat waktu. Kehamilan postmatur bisa membahayakan, karena plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya berkurang, yang dikhawatirkan janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen.
Baca: Jika Kehamilan Lewat dari 9 Bulan
Untuk mengetahui kehamilan postmatur, Mama perlu melihat usia kehamilan yang ditentukan sejak hari pertama dari haid terakhir yang dialami. Perhitungan ini bisa menjadi patokan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk kelahiran Mama. Jika masih belum pasti, Mama bisa mengetahuinya melalui pemeriksaan USG.
Ada beberapa penyebab kehamilan postmatur atau kehamilan lewat waktu, di antaranya karena kondisi dari tubuh Mama atau memang masalah pada janin. Dalam banyak kasus, tidak ada penjelasan pasti mengenai penyebab kehamilan postmatur. Beberapa kasus sebenarnya bukan termasuk kehamilan postmatur, karena masalahnya karena salah menghitung HPL (hari perkiraan lahir) saja.
Baca: Harapan Hidup Bayi Prematur Berdasar Usia Kehamilan
Namun ada pula penyebab lain dari kehamilan postmatur, seperti dipaparkan dr. Wiku Andonotopo, SpOG (K)FM, PhD, FMFM, dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Eka Hospital, BSD City berikut:
1. Diabetes. Salah satu penyakit yang sangat memengaruhi kemungkinan terjadinya kelahiran postmatur adalah penyakit diabetes. Hal ini karena jika dalam kandungan terdapat kadar gula yang tinggi, maka akan membuat hormon janin menjadi susah untuk matang. Sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan kelahiran lewat waktu.
2. Cacat bawaan pada janin. Selain kondisi dalam diri Mama, kondisi janin juga bisa memberikan pengaruh kehamilan postmatur. Apabila bayi di dalam kandungan membawa cacat bawaan seperti tanpa tempurung kepala (anensefali) maka bisa menyebabkan jaringan otak tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya, koordinasi dari janin ke ibu untuk merasakan kontraksi menjadi berkurang. Risiko yang ditimbulkan dari kondisi ini tentu bisa membawa dampak buruk, baik bagi ibu maupun bayi yang ada di dalam kandungan, seperti:
Baca: Jangan Abaikan Tanda-tanda Persalinan Prematur
* Penurunan fungsi produksi ari-ari. Kehamilan yang lewat waktu dapat membuat ari-ari mengalami penuaan secara alami sehingga akan menimbun kalsium berlebih yang tidak baik bagi bayi. Jika ari-ari tidak berfungsi dengan baik dapat membuat proses aliran darah menjadi tidak sempurna.
* Rambut bayi akan tumbuh sangat lebat dan kulit menjadi keriput ketika dilahirkan. Dua kondisi ini bisa terjadi karena bayi terlalu lama mengeluarkan mekonium di dalam kandungan. Mekonium merupakan kotoran tubuh yang dapat membuat bayi terlihat kuning kehijauan karena terendam bersama ketika berada di dalam kandungan. Cairan ketuban yang sudah menjadi kental dan hijau, jika terisap janin dan masuk ke paru-parunya dapat menimbulkan keracunan, infeksi, hingga meninggal dunia.
Baca: Bahayanya Jika Cairan Ketuban Tertelan Bayi
* Fungsi ketuban menurun. Semakin lama berada di kandungan tentu akan membuat ketuban menjadi berkurang, bahkan bisa habis. Risiko tersebut harus segera ditindaklanjuti (biasanya dengan operasi Caesar) agar keselamatan calon mama dan bayi di dalam kandungan bisa terjamin.
Penulis | : | Deonisia Arlinta |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR