Nakita.id - Menurut Howard Gardner, pakar perkembangan anak, ada delapan jenis kecerdasan, linguistik (bahasa), matematika, visual spasial, musik, interpersonal, intrapersonal, kinestetik, dan naturalis. Jika anak sangat pintar menggunakan kemampuan motoriknya, semisal mahir menari, bermain sepak bola, atau berenang, berarti anak memiliki kecerdasan kinestetik, yaitu kecerdasan dalam melakukan gerakan tubuh dan anggota badan.
Jika buah hati Mama Papa senang melompat, berlari, menari, berjoget, naik sepeda, dan sebagainya, mungkin kecerdasan kinestetiknya bagus sehingga perlu distimulasi supaya berkembang lebih maksimal.
Baca juga: Nah, Mam kalau ingin tahu kepintaran apa yang menonjol pada si Kecil, manfaatkan alat ukur Smart Strength Finder yang akan ditemukan setelah mengisi registrasi Parenting Club. Jika registrasi berhasil, ada voucher belanja senilai Rp50.000,- yang menunggu lo, Mam!
Jangan lewatkan kesempatan ini! Klik dan daftarkan diri di Parenting Club.
Nah, Mam kalau ingin tahu kepintaran apa yang menonjol pada si Kecil, manfaatkan alat ukur Smart Strength Finder yang akan ditemukan setelah mengisi registrasi Parenting Club. Jika registrasi berhasil, ada voucher belanja senilai Rp50.000,- yang menunggu lo, Mam!
Jangan lewatkan kesempatan ini! Kilk dan daftarkan diri di Parenting Club.
Banyak ciri lain yang kerap ditunjukkan anak yang memiliki kecerdasan kinestetik baik. Misalnya, menyukai permainan yang melibatkan fisik, seperti: mengendarai sepeda, berenang, melempar dan menangkap bola, bermain di area permainan, memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik, lebih mudah belajar dengan praktik, pandai menggunakan bahasa tubuh, dan sebagainya.
Sebaliknya, jika kecerdasan kinestetik anak biasa-biasa saja, umumnya mereka lebih suka dengan aktivitas yang tidak melibatkan terlalu banyak gerak anggota tubuh. Namun, bukan berarti kita mendiamkannya saja, justru harus kita rangsang anak untuk lebih banyak bergerak karena di dalam bergerak anak bisa mempelajari dan meningkatkan kemampuannya.
Cara mudah melihatnya adalah dengan memerhatikan aktivitas anak yang tidak bisa diam, senang berlarian, melompat-lompat, naik-naik ke kursi, selalu menggerakkan tangan atau kakinya ketika duduk, berjoget, dan sebagainya. Biasanya, anak yang cerdas kinestetik butuh penyaluran energi gerak yang lebih tinggi dibandingkan anak lain yang biasa-biasa saja.
Jika lebih diperhatikan, biasanya anak cerdas kinestetik tidak memiliki masalah dengan kemampuan menjumput, menempel, menggunting, menulis, meronce, menaiki tangga, semuanya tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangannya, bahkan lebih cepat. Di dalam kelas, biasanya anak yang cerdas kinestetik tidak mau diam berlama-lama, pasti ada saja gerakan yang ia buat, seperti: berdiri, menggoyang-goyangkan kepala, bahkan berjalan-jalan di dalam kelas.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Eastern, Finlandia pun menemukan, banyak siswa yang aktif di kegiatan kinestetik, seperti atletik, ternyata memiliki kemampuan membaca dan matematika lebih baik. Dua kemampuan ini adalah kemampuan dasar akademik yang nantinya akan mendukung mereka untuk mencapai nilai akademik lebih baik di mata pelajaran yang lain.
Itu manfaat aktif bergerak untuk kecerdasan anak. Selain itu, aktif bergerak juga membuat anak tumbuh lebih sehat. Soalnya, bergerak akan meningkatkan kinerja berbagai organ tubuh yang akan melancarkan sistem peredaran darah dan metabolisme tubuh.
Ketika anak berlari dengan waktu tertentu, misal, detak jantungnya pasti akan meningkat, sehingga membuat jantung lebih kuat, peredaran darah lebih lancar, dan suplai sari makanan ke berbagai area tubuh pun semakin baik. Tubuh juga akan terasa lebih bugar dan fit. Biasanya, energi akan terkuras, anak butuh nutrisi untuk kebutuhan tubuhnya demi mengembalikan energi yang terkuras tadi. Dengan begitu, pertumbuhan anak pun akan berlangsung lebih optimal.
Jadi, tak perlu khawatir lagi kan, kalau anak tak bisa diam dan selalu berlarian ke sana kemari? Karena itu tanda anak punya kecerdasan kinestetik tinggi.
Narasumber:
Irena Tjiunata, M.Psi., Psi., Klinik Terpadu Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Pela 9
Dra. Eni Prima Kuswanti, MM, Pendiri Prima Sakinah Islamic School, Bekasi, Jawa Barat
Dr. Michael Triangto, SpKO, Klinik Slim and Health Jakarta
Dr. Sophia B. Hage, Sports Medicine Resident, Universitas Indonesia
Penulis | : | Utami Sri Rahayu |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR