Nakita.id - Semua orangtua pasti ingin anaknya berperilaku baik dan pintar. Untuk itu, Ibu mungkin sering memberikan reward untuk memberi semangat pada anak. Sayangnya, menurut Marina Chaparro, RDN, CDE, MPH, dari Academy of Nutrition and Dietetics, kebanyakan orangtua sering memberi reward berupa makanan manis atau lainnya pada anak.
"Iming-iming permen memang bisa membuat anak mau membereskan mainannya atau makan sayuran. Tapi, dampak jangka panjangnya buruk bagi anak," kata Chaparro.
Memberikan makanan sebagai reward membuat anak terbiasa menghubungkan makanan dengan sesuatu yang baik atau buruk. Makanan tidak lagi dianggap sebagai sumber energi yang berguna untuk kesehatan. Biar dibiarkan, lama-lama anak bisa menderita gangguan emotional eating dan punya hubungan tidak sehat dengan makanan.
Reward berupa makanan juga mengajarkan anak untuk mengharapkan makanan saat melakukan hal yang baik. Anak juga bisa berisiko kurang mendapatkan asupan makanan bergizi, tetap makan meski tidak lapar, dan kelebihan kalori.
"Anak juga akan beranggapan, makanan yang dijadikan reward itu pasti lebih enak daripada makanan lain. Karena itulah dijadikan reward," tambah Chaparro.
Anak-anak perlu memiliki relasi positif dengan makanan sejak kecil. Karenanya, coba beberapa ide memberikan reward bukan dalam bentuk makanan buat anak seperti berikut ini:
* Stiker
* Bermain ke rumah teman
* Menginap di rumah teman
* Waktu khusus bersama orangtua atau kakek-nenek
* Jalan-jalan ke tempat yang ia suka
* Boleh libur melakukan satu jenis pekerjaan rumah
* Boleh menonton sedikit lebih lama
* Boleh memilih tempat duduk saat pergi naik mobil
Orangtua perlu bekerjasama dengan guru di sekolah supaya juga tidak memberikan reward berupa makanan saat anak memperlihatkan perilaku yang baik. "Daripada memberikan makanan, lebih baik beri anak-anak waktu ekstra bermain di luar kelas," kata Chaparro.
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR