Nakita.id - Pertumbuhan gigi anak tidak selalu normal. Bahkan, banyak keanehan terjadi pada gigi-gigi bayi Ibu. Coba amati apa yang terjadi di mulut anak Ibu. Apakah gigi-giginya tumbuh dengan normal semua? Jika tidak, jangan cemas. Sebelum menemui dokter gigi, lihat dulu apakah fakta-fakta di bawah ini yang terjadi?
1. Baru Lahir tapi sudah punya gigi
Gigi bayi mulai terbentuk ketika masih di dalam janin, tapi sebagian besar kasus, gigi pertama tidak keluar dari gusi hingga mereka berusia 6-12 bulan. Namun, beberapa bayi lahir dengan satu atau lebih gigi yang telah muncul dari gusi. Fakta ini kerap mengejutkan orang tua. Gigi-gigi ini, secara teknis disebut gigi natal, yang biasanya dimiliki bayi setelah berusia 6 bulan. Selain kerap membuat Ibu nyeri saat menyusui, gigi-gigi ini tidak perlu dikhawatirkan.
Baca juga : Gigi Anak Goyang, Cabut atau Biarkan Tanggal Sendiri
2. Gigi Dobel
Perhatikan gigi-gigi susu anak, apakah kelihatannya tidak normal? Beberapa gigi bayi kelihatan seperti dua gigi terjebak sebagai satu gigi. Kondisi ini disebabkan pertunasan atau penggabungan. Pertunasan adalah ketika satu gigi yang sedang berkembang membelah diri menjadi dua gigi yang berbeda, yang tetap terkait saut sama lain dan berkembang bersama-sama. Ketika Ibu menghitung “gigi dobel”, sebagai satu gigi, anak akan memiliki jumlah gigi yang normal.
Penggabungan adalah ketika dua gigi berkembang yang berbeda bergabung menjad satu gigi. Meskipun penggabungan tampaknya mirip pertunasan, dalam kasus gigi bergabung, jika dihitung, jumlah gigi anak berkurang satu.
Baca juga : Gigi Anak Grepes
3. Gigi Hiu
Biasanya, ketika gigi permanen menyundul, akar gigi susu terlepas dan kemudian tanggal. Namun, bagi beberapa anak, gigi susu tidak pernah rontok, dan gigi permanen muncul di belakangnya. Kondisi ini secara teknis disebut insisivus mandibula yang keluar secara ke arah lidah, tapi lebih umum di sebut gigi hiu (hiu memiliki dua barisan gigi). Gigi hiu adalah kasus yang cukup umum, terjadi satu dari 10 anak. Gigi-gigi susu ini biasanya akan tanggal sendiri ketika gigi-gigi dewasa bermunculan. Jika tidak, dokter gigi mesti turun tangan untuk mencegah gigi-gigi yang bertumpuk.
4. Gigi-gigi yang hilang
Sebagian besar orang memiliki 32 gigi permanen, tapi sekitar 20 persen dari kita tidak. Dalam kasus ini, satu lebih gigi gagal berkembang. Kondisi ini disebut gigi hilang secara bawaan lahir, atau istilah ilmiahnya “hypodontia”. Biasanya seorang dokter gigi akan memperbaiki keadaan ini dengan menanam gigi baru atau memasang bridge. Dalam beberapa kasus, orang dewasa malah masih memiliki gigi susu yang tidak tersundul gigi permanan.
Baca juga : Begini Cara Merawat Gigi Anak Sejak Dini
5. Gigi Ompong
American Dental Association memperkirakan bahwa pada saat anak-anak lulus dari sekolah dasar, satu dari tiga anak laki-laki dan satu dari empat anak perempuan telah mengalami cedera traumatis pada gigi mereka. Karena itu, banyak anak-anak tanpa satu atau dua gigi selama bertahun-tahun. Gigi susu jauh lebih mudah untuk tanggal daripada gigi permanen.
Jika itu terjadi, pertama-tama, Ibu perlu menemukan gigi yang hilang untuk memastikan itu tidak masuk ke dalam saluran pernapasan anak. Periksakan ke dokter gigi. Dalam kebanyakan kasus, terutama jika gigi anak sudah tanggal, disarankan untuk tidak mencabutnya sampai gigi tetap muncul. Dalam beberapa kasus, dokter gigi mungkin menyarankan menanam gigi.
6. Sel Induk Gigi
Perusahaan seperti Tooth Bank menyimpan sel induk gigi yang memiliki kemampuan untuk beregenerasi menjadi berbagai jenis sel. Seorang pakar gigi mengekstrak gigi susu anak, maka sel-sel induk gigi yang dipanen dari pulpa gigi dalam gigi, dan sel-sel induk gigi diawetkan dan dibekukan secara kriogenik. Namun, proses ini sangat mahal.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR