Nakita.id - Jika pup bayi warna hijau, apakah normal Moms?
Mungkin itu pernah Moms alami dan banyak pertanyaan yang muncul dalam benak karena khawatir bayi Moms jatuh sakit.
Sebagai orangtua, Moms pasti telah melalui berbagai tahapan kotoran dari anak-anak Moms.
Mulai dari buang air besar yang berwarna hitam ke kuning, kuning, hingga cokelat gelap.
Baca Juga: 10 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Pup Bayi
Mengapa warna kotoran bayi berwarna hijau?
Bayi ASI akan menghasilkan warna kotoran yang sehat, yaitu kuning mustar.
Sementara bayi susu formula memiliki kotoran yang lebih padat.
Warna pup bayi diproses dari empedu yang dihasilkan oleh organ hati.
Warna kotoran mungkin mengalami perubahan karena sejumlah alasan.
Nah, berikut 6 alasan bayi menghasilkan pup berwarna hijau:
1. Asupan sayuran hijau/sayuran berdaun hijau oleh Moms atau bayi
Jika bayi diberi makan sayuran hijau seperti bayam, kacang polong, kacang-kacangan atau brokoli dalam bentuk bubur atau sup, bisa menyebabkan pup bayi warna hijau.
Bila diet Moms saat tengah menyusui makan sayuran berdaun hijau seperti bayam, pup bayi juga akan berwarna hijau.
2. Zat besi tetes atau suplemen
Jika bayi Moms diberikan suplemen zat besi seperti yang disarankan oleh dokter anak, kotoran bayi bisa berwarna hijau gelap.
Ini adalah efek samping karena hasil dari zat besi yang tidak terserap oleh tubuh bayi.
Bahkan jika Moms menyusui dan mengonsumsi suplemen zat besi, kotoran hijau dapat dialami pada bayi.
Baca Juga: Warna, Bentuk, dan Bau Pup Bayi, Bisa Mendeteksi Kesehatan Bayi
3. Terlalu banyak foremilk atau ASI “Encer”
Jika kotoran bayi berbusa dan berwarna hijau terang, ini menunjukkan bahwa bayi Moms hanya mendapatkan sedikit ASI yang berkualitas baik dan lebih banyak konsumsi ASI yang teksturnya encer pada awal-awal ketika Moms menyusui.
ASI encer mengandung rendah kalori dan berguna untuk memuaskan dahaga bayi.
Hal ini karena susu ini kaya akan laktosa, gula alami yang terdapat dalam ASI.
Ketika terlalu banyak laktosa diterima bayi, hasilnya pup bayi berwarna hijau.
Hal ini biasanya terjadi ketika Moms menyusui dan memiliki kelebihan pasokan ASI atau jika bertukar payudara sebelum hindmilk (ASI yang lebih kental) keluar.
Dalam kasus kelebihan pasokan, ASI menyembur keluar dalam jumlah besar dan bayi akan kenyang hanya dengan ASI encer dan mengabaikan keinginan menempel payudara nantinya.
Dalam kasus kedua, bayi dapat memiliki pup berwarna hijau karena jumlah laktosa yang lebih tinggi dan perut bayi mengandung gas atau rewel.
Untuk mendapatkan nutrisi lengkap dari menyusui, hindmilk yang kaya lemak juga harus diberikan.
Baca Juga: Sering Salah, Rupanya Begini Anjuran Membersihkan Pup Bayi yang Benar
4. Infeksi
Ketika bayi demam, kotorannya akan berwarna hijau dan mengeluarkan aroma menyengat hidung.
Untuk itu, jika Moms ingin memeriksakan bayi ke dokter anak, dokter akan mengambil darah, feses dan urin.
Jika hasilnya bayi Moms memiliki infeksi di perutnya, dokter akan menyarankan minum antibiotik selama beberapa hari.
Warna kotoran normal bayi, kuning akan kembali dalam beberapa hari.
Oleh karena itu demam yang bersamaan dengan infeksi pada usus dapat menjadi alasan pup bayi berwarna hijau.
5. Diare
Salah satu alasan utama pup bayi berwarna hijau adalah diare.
Berair, beraroma menyengat dan berwarna hijau muda merupakan indikasi bayi terkena virus.
Jika kotoran hijau berair dan ada lendir di dalamnya, Moms harus berkonsultasi dengan dokter anak karena dapat menjadi infeksi.
Baca Juga: Warna, Bentuk, dan Bau Pup Bayi, Bisa Mendeteksi Kesehatan Bayi
6. Perubahan merek susu formula
Tidak semua merek susu formula sama.
Bayi dapat mengalami alergi terhadap merek susu formula tertentu lalu akan menghasilkan kotoran berwarna hijau.
Baca Juga: Ini Tanda Normal Pup Bayi Baru Lahir
Oleh karena itu, jika Moms melihat perubahan warna kotoran pada bayi, gantilah merek susu formula yang lain dan lebih baik jika disarankan dari dokter anak.
Pup bayi berwarna hijau sering menandakan kondisinya yang baik-baik saja.
Namun jika Moms melihat tanda-tanda berikut, maka harus berkonsultasi dengan dokter anak sesegera mungkin.
- Kotoran sering berwarna hijau: Bila warna kotoran sering berwarna hijau, maka segera bawa bayi Moms menemui ke dokter anak.
- Dehidrasi: Kotoran sering berwarna hijau ditambah dengan tanda-tanda dehidrasi memerlukan tindakan medis segera!
- Darah di kotoran bayi: Jika kotoran hijau memiliki noda merah atau darah di dalamnya, ini juga merupakan tanda serius.
- Ruam: Jika Si Kecil memiliki ruam bersamaan dengan kotorannya yang tampak aneh, temui dokter.
- Berbau busuk, kotoran berbusa: Kotoran hijau disertai dengan bau busuk dan kotoran berbusa bisa menjadi tanda infeksi.
Baca Juga: Warna Pup Bayi Berubah-Ubah?
Kotoran hijau berbusa juga bisa menjadi tanda terlalu banyak foremilk, busa dapat disebabkan oleh adanya lendir dalam kotoran juga.
Jika Moms tahu pasti bahwa foremilk adalah penyebabnya, maka datanglah ke dokter segera!
- Penurunan berat badan tiba-tiba: Kondisi penurunan berat badan bayi yang mendadak ditambah dengan kotoran hijau adalah tanda kondisi yang cukup serius.
- Perut kembung: Jika perut anak kembung dan telah mengeluarkan kotoran hijau selama lebih dari 2 hari, sebaiknya periksa ke dokter anak.
- Nyeri / kram di perut: Apakah anak Moms memiliki sakit perut / kram?
Meskipun sulit bagi Moms untuk mengetahui apakah bayi memiliki rasa sakit atau kram, mudah tersinggung dan menarik kaki sambil menangis adalah tanda-tandanya.
Selain penting mengetahui pup bayi berwarna hijau, melansir laman healthline, Moms juga harus memahami berbagai warna dan tekstur pup bayi, karena dapat menjadi salah satu indikator kesehatan bayi Moms.
1. Hitam
Kotoran pertama bayi baru lahir kemungkinan berwarna hitam dengan konsistensi seperti tar.
Ini disebut meconium, mengandung lendir, sel-sel kulit, dan cairan ketuban.
2. Berwarna sawi kuning
Setelah meconium lewat, pup bayi baru lahir mungkin berwarna kuning sawi.
Warna pup ini juga paling umum terjadi pada bayi yang disusui.
Baca Juga: Kenali Macam-macam Masalah Kesehatan Dari Warna dan Bentuk Feses Bayi
3. Kuning cerah
Normalnya, bayi yang diberikan ASI atau terkadang diberi susu formula, pup-nya akan berwarna kuning cerah.
Namun, jika pup bayi berwarna kuning cerah lebih sering daripada biasanya dan sangat berair, bisa jadi bayi mengalami diare.
Untuk itu, Moms perlu hati-hati karena diare dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
4. Berwarna oranye
Pup bayi berwarna oranye terjadi dari pigmen yang diambil di saluran pencernaan bayi Moms.
Ini dapat terjadi pada bayi yang diberi ASI dan susu formula.
5. Merah
Terkadang kotoran bayi Moms juga bisa berubah merah dari makanan dan minuman berwarna merah tua yang bayi konsumsi, seperti jus tomat atau bit.
Tetapi, pup bayi berwarna merah juga bisa berarti ada darah dalam pergerakan usus bayi dari infeksi usus, sehingga harus ditangani oleh dokter anak.
Warna merah di kotoran bayi juga dapat terjadi karena alergi susu atau dari fisura anus.
Baca Juga: Ini Penjelasannya Moms, Mengapa Pup Bayi Berbau Sangat Tajam.
6. Berwarna cokelat kehijauan
Bayi yang diberi susu formula mungkin memiliki pup kombinasi, antara warna cokelat kehijauan dan kuning.
Biasanya, ini terjadi lebih sering pada bayi yang disusui.
7. Hijau tua
Pup bayi berwarna hijau gelap paling umum terjadi pada bayi yang memulai makanan padat yang berwarna hijau, seperti bayam dan kacang polong.
Selain itu, suplemen zat besi juga dapat menyebabkan pup bayi berwarna hijau.
Baca Juga: Darah di Feses Bayi, Haruskah Orangtua Khawatir?
8. Putih
Pup bayi berwarna putih dapat menunjukkan bahwa bayi Moms tidak memproduksi cukup empedu di hati mereka untuk membantu mencerna makanan dengan benar.
Ini bisa menjadi masalah serius, Moms.
Jika mendapati pup bayi berwarna putih, maka harus segera ditangani oleh dokter anak.
Baca Juga: Warna Feses Bayi Tergantung Apa yang Ia Makan
9. Abu-abu
Pup bayi berwarna abu-abu dapat berarti bayi Moms tidak mencerna makanan sebagaimana mestinya.
Jika bayi Moms memiliki pup berwarna abu-abu atau konsistensi kapur, segera periksa ke dokter anak ya Moms.
Source | : | healthline.com |
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR