Tabloid-nakita.com - Pola BAB bayi terkadang menimbulkan kekhawatiran orangtua. Tanya jawab di bawah ini semoga dapat menambah pengetahuan kita mengenai pola BAB bayi yang normal dan yang bermasalah. Berikut 10 hal yang perlu diketahui mengenai pup bayi:
1. Mengapa tinja bayiku yang baru lahir berwarna hitam kehijauan?
Umumnya bayi akan buang air besar (BAB) dalam jangka waktu 24 jam setelah lahir. Kotoran pertama bernama mekonium, berwarna hitam kehijau-hijauan. Jadi warna tinja tersebut sepenuhnya normal.
Mekonium atau kotoran pertama bayi adalah tinja yang terbentuk dari cairan ketuban yang tertelan bayi saat masih dalam kandungan. Kotoran tersebut berada di ususnya sejak 3 bulan sebelum ia dilahirkan. Mekonium akan makin cepat keluar jika bayi disusui. Karena itulah inisiasi menyusu dini (IMD) diyakini dapat merangsang beroperasinya sistem pencernaan bayi baru lahir.
2. Apakah normal bila tinja bayi baru lahir berwarna kuning?
Tinja bayi baru lahir yang berbentuk padat atau encer namun berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan menunjukkan adanya gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu.
3. Apakah berbahaya, bila bayi tidak BAB dalam rentang waktu 24 jam setelah lahir?
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama setelah dilahirkan. Jadi, BAB pertama dalam 24 jam memiliki arti penting karena merupakan indikasi normal tidaknya pencernaan bayi. Bila bayi tidak BAB dalam 24 jam setelah dilahirkan, dokter akan mencari tahu penyebabnya. Ada kemungkinan bayi menderita hirschsprung yang merupakan gangguan pengeluaran tinja akibat tidak adanya saraf tertentu pada usus sebelah bawah. Itulah sebab, penting bagi para ibu sehabis bersalin menanyakan pada suster/bidan, apakah bayinya sudah BAB dalam waktu 24 jam. Selanjutnya, mintalah suster atau bidan untuk mencatat pada rekam medis anak.
4. Apakah normal warna tinja bayi yang selalu berubah-ubah?
Warna tinja pada bayi memang akan berubah-ubah. Sesaat setelah bayi dilahirkan, pupnya berwarna hitam kehijauaan. Beberapa hari kemudian, kotoran bayi akan berubah menjadi hijau atau kuning. Ini adalah transisi antara mekonium dan kotoran hasil mengonsumsi ASI. Begitu bayi minum ASI secara teratur, tinjanya akan berwarna kuning cerah dengan bau sedikit asam, dan bentuknya mirip butiran beras. Setelah mengonsumsi makanan padat (MPASI), kotoran bayi akan padat dan berwarna cokelat.
5. Bagaimana bila ada tetesan berwarna merah pada tinja bayi?
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang berasal dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Bila itu terjadi pada 1—3 hari setelah ia lahir merupakan hal yang normal. Penyebabnya, bayi mungkin sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, sehingga pada fesesnya ditemukan bercak darah. Namun jika setelah 3 hari bayi dilahirkan, darah itu tetap muncul pada tinjanya (bisa dalam bentuk cair atau menggumpal), konsultasikan segera pada dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Salah satu kemungkinan adalah bayi alergi susu formula atau adanya penyumbatan pada usus (invaginasi) dan butuh penanganan segera.
6. Apakah ada perbedaan bentuk kotoran antara bayi ASI dengan bayi susu formula?
Memang ada perbedaan. Umumnya bentuk kotoran bayi yang minum susu formula berwarna kuning pucat atau kuning kecokelatan. Bentuknya juga lebih padat dibandingkan bayi yang diberi ASI. Baunya pun lebih tajam. Sedangkan bayi yang mengonsumsi ASI secara teratur, kotorannya akan berwarna kuning cerah, baunya agak sedikit asam dan bentuknya mirip butiran beras.
7. Bagaimana dengan frekuensi BAB pada bayi ASI dengan bayi susu formula?
Bayi yang mengonsumsi ASI akan lebih sering BAB, frekuensinya bisa sampai 7–10 kali dalam sehari karena zat gizi ASI dapat dicerna dengan baik dan ASI mempunyai sifat pencahar. Sedangkan bayi yang diberi susu formula, frekuensi BAB-nya lebih jarang dan kotoran yang keluar lebih sedikit, karena zat gizi pada susu formula lebih sulit dicerna dibandingkan ASI. Bahkan beberapa bayi mengalami sembelit.
8. Apakah normal bila bayi ASI sampai BAB 10 kali sehari?
Dalam minggu-minggu pertama kelahiran, pup hingga 10 kali dalam sehari tergolong pola yang normal setelah bayi kenyang menyusu ASI. Jadi ini bukan diare. Hal tersebut terkait dengan sifat ASI yang lebih mudah dicerna sehingga gampang dikeluarkan.
9. Bagaimana pola frekuensi BAB pada bayi yang mengonsumsi ASI?
Umumnya lebih sering pada awal-awal kelahirannya dan mulai berkurang setelah berusia 1 bulan. Seperti yang telah dijelaskan tadi, bayi usia 2–7 hari bisa BAB hingga 10 kali dalam sehari. Memasuki hari ke-8 sampai 21, frekuensi BAB bisa 2—6 kali sehari. Selanjutnya setelah bayi berusia 4 minggu hanya 3–4 kali dalam sehari atau 1 kali dalam 4–6 hari.
10. Bagaimana membedakan kotoran bayi ASI dan bayi yang sedang diare?
Bayi dengan ASI, kotorannya akan berwarna kuning cerah dan bentuknya mirip butiran beras.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
KOMENTAR