Nakita.Id - Sekitar 25-35% orang mengalami gigi sensitif. Gejalanya, gigi terasa ngilu saat minum air dingin atau panas. Gesekan dengan sikat gigi pun membikin ngilu. Namun begitu, sering kali kita menganggap masalah gigi sensitif ini sepele karena munculnya tidak menetap atau hilang timbul. Padahal jika dibiarkan akan mengganggu aktivitas makan-minum sehari-hari.
American Journal of Dentistry menyatakan, gigi sensitif yang tidak diobati akan menghambat prosedur perawatan sehari-hari yang seharusnya dilakukan. Misalnya, karena gigi terasa ngilu saat disikat, maka penyikatan di area yang ngilu akan dihindari. Akibatnya, di situ akan menumpuk plak yang dapat memicu radang gusi atau lubang di gigi.
Munculnya ngilu pada gigi sensitif dikarenakan lapisan email gigi terkikis dan hilang. Akibatnya permukaan dentin menjadi terbuka tanpa pelindung. Menurut Drg. Diatri Nariratih ada dua fase menuju gigi sensitif, yaitu fase lesi lokalisasi dan fase lesi inisiasi. "Pada fase lesi lokalisasi lapisan luar yang melindungi gigi, yaitu email menghilang. Sedangkan pada fase lesi inisiasi, lapisan pelindung yang hilang tadi telah menyebabkan dentin ditembus oleh paparan dari luar hingga ke bagian yang lebih dalam. Inilah yang kemudian memunculkan rasa ngilu pada gigi saat tersentuh air dingin, panas, atau asam,” ungkapnya di acara peluncuran Pepsodent Sensitive Expert Serum Intense Repair 5 di Jakarta (4/4).
BAGIAN-BAGIAN GIGI
Perlu diketahui, gigi secara umum terdiri atas dua bagian, yaitu mahkota dan akar gigi. Mahkota adalah bagian yang terlihat muncul dari dalam gusi. Sedangkan akar gigi adalah bagian yag berada di dalam gusi, menancap pada tulang rahang, dan tidak terlihat.
Mahkota gigi dibagi menjadi tiga bagian dari luar ke dalam, yaitu email (enamel), dentin, dan pulpa. Email merupakan lapisan berwarna putih yang melindungi seluruh permukaan mahkota gigi. Sebagai pelindung, email merupakan lapisan paling keras pada gigi. Meskipun sangat keras, email rentan rusak akibat paparan asam dari makanan, minuman, atau dari hasil metabolisme bakteri mulut dan gigi. Bisa juga email rusak akibat gigi terbentur dan patah. Email pun dapat berugah warnanya akibat paparan zat-zat yang dikonsumsi. Kerusakan pada email biasanya diabaikan karena lapisan ini tidak memiliki persarafan sehingga tidak menimbulkan rasa sakit.
Akan halnya dentin, lapisan ini lebih lunak dibandingkan email. Keberadaannya, selain sebagai struktur terbesar dari susunan gigi, juga merupakan pelindung bagi rongga pulpa yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah. Jika dilihat lebih dalam melalui mikroskop, dentin tampak memiliki saluran-saluran yang disebut tubuli dentin. Fungsinya antara lain menghubungkan saraf di dalam pulpa dengan rangsangan dari luar. Artinya, jika lapisan email rusak, tubuli dentin akan terekspos oleh paparan sehingga merangsang persarafan gigi dan menimbulkan rasa ngilu. Semakin dalam paparan dari luar menembus tubuli dentin, semakin intens rasa ngilu yang timbul.
LANGKAH MENGATASI GIGI SENSITIF
Untuk mengatasinya, perlu dilihat penyebab gigi menjadi sensitif. Pertama, adakah kesalahan dalam memilih sikat gigi dan cara menyikat gigi? Inilah penjelasannya menurut drg. Diatri Nariratih:
- Sikat gigi dengan bulu-bulu yang terlalu keras dan arah sikatan yang salah dapat menyebabkan abrasi pada email gigi yang membuat gigi jadi sensitif.
- Sikat gigi yag digunakan sebaiknya memiliki bulu-bulu yang tidak terlalu keras atau kasar.
- Arah menyikat gigi yang benar adalah dari gusi ke gigi dan dari dalam ke luar secara vertikal.
- Menyikat gigi tidak boleh dilakukan langsung setelah makan karena akan merusak email gigi. Tunggu setidaknya setengah jam setelah makan.
Peradangan pada gusi dan rongga mulut yang kurang bersih pun bisa memicu gigi sensitif. Karenanya, lakukan penyikatan gigi secara teratur, setengah jam setiap setelah makan dan menjelang tidur. Dengan begitu, lapisan email gigi terpelihara dari aktivitas bakteri dan kesehataan gigi secara keseluruhan terjaga.
Selain itu Diatri pun mengingatkan agar kita menghilangkan kebiasaan menggertakkan gigi di kala tidur (kerot gigi) dan hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung asam, seperti soda dan cuka.
Jika gigi sudah keburu sensitif, Diatri menganjurkan untuk menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif karena pasta gigi seperti ini mengandung bahan yang dapat melindungi gigi sensitif. Selain itu, pilih sikat gigi yang baik dan lakukan pemyikatan gigi dengan benar.
Drg. Ratu Mirah Afifah, yang juga hadir di acara tersebut, menambahkan, "Pemilik gigi sensitif bisa juga memanfaatkan serum yang dapat digunakan dengan cara diteteskan pada gigi. Serum ini dapat mengurangi sensitivitas gigi hingga delapan jam setelah pemakaian,” ujarnya.
Untuk memakainya, kita harus menyikat gigi dahulu hingga bersih baru setelah itu serum diteteskan ke permukaannya. “Kandungan hydroxyapetite, zinc sulfate, fluoride, potasium sitrat, dan lainnya pada serum dapat melindungi dentin sehingga tak muncul ngilu,” lanjutnya.
Penulis | : | Irfan Hasuki |
Editor | : | Heni Wiradimaja |
KOMENTAR