Nakita.id - Mainan yang dilengkapi dengan berbagai fitur canggih tampak lebih menarik ketimbang mainan jenis biasa. Kereta api mainan dengan lonceng, bunyi peluit, dan bersuara seperti kereta api sungguhan lebih banyak dipilih orangtua ketimbang kereta api yang terbuat dari balok kayu. Namun, ternyata mainan canggih ini malah bisa memperlambat perkembangan kemampuan verbal anak.
Riset menyebutkan bahwa meski mainan canggih ini menarik perhatian si batita, kualitas interaksi yang dihasilkan tidak sebaik yang diharapkan. "Saat memberikan mainan, orangtua ingin anak bisa bermain sendiri dan juga bersama-sama orang lain. Jadi diharapkan ada komunikasi antara anak dengan orang lain, termasuk orangtua," kata Bradford Wiles, Asisten Profesor di bidang Perkembangan Anak Usia Dini dari Kansas State University.
Namun, lanjut Wiles, saat anak bermain dengan mainan yang canggih, ia cenderung bermain sendirian. "Nah, ini bisa mengganggu perkembangannya, sebab anak tidak menjalin interaksi dengan orang dewasa. Kemampuan sosial yang diharapkan pun tidak tercapai," kata Wiles.
Selain itu, kata Wiles, riset memperlihatkan bahwa anak-anak yang sering bermain gawai canggih sendirian cenderung tidak bisa mengatur emosinya sendiri. Mereka pun tidak bisa beradaptasi dan bermain dengan anak-anak sebayanya.
Ketika orangtua memberikan anak mainan canggih yang dilengkapi dengan suara dan lampu atau gawai canggih lainnya, sebenarnya anak tidak menyerap informasi yang diberikan oleh alat tersebut. Mereka tidak memahami bahwa kereta api mainan itu mirip dengan kereta api sungguhan.
"Mereka juga tidak mempelajari informasi yang ada di gawai, seperti seputar angka dan huruf. Yang dipelajari oleh si kecil sesungguhnya adalah bagaimana menggunakan gawai dengan layar sentuh," kata Wiles lagi.
Lalu, bagaimana caranya supaya kemampuan verbal si kecil bisa berkembang optimal?
Riset memperlihatkan, anak-anak yang sering membaca buku bersama orangtuanya memiliki kemampuan verbal yang lebih baik daripada anak yang terbiasa bermain dengan mainan canggih. Selain itu, bermain puzzle juga dapat bermanfaat bagi perkembangannya.
"Yang terpenting adalah adanya interaksi bersama orangtua saat bermain. Inilah yang akan mengembangkan kemampuan verbal anak. Bisa melalui permainan kreatif, permainan imajinatif, dan lain-lain," anjur Wiles.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR