Nakita.id - Apakah anak Ibu berbakat? Istilah "berbakat" memiliki arti yang berbeda. Beberapa sekolah dan organisasi menggunakannya secara ketat untuk menunjuk orang dengan kecerdasan di atas rata-rata.
Menurut National Association for Gifted Children, atau asosiasi untuk anak-anak berbakat "individu berbakat adalah mereka yang menunjukkan tingkat yang luar biasa dari bakat (didefinisikan sebagai kemampuan luar biasa untuk berpikir dan belajar) atau kompetensi (kinerja atau prestasi di atas 10 persen atau lebih jarang) dalam satu atau lebih domain. Domain meliputi area terstruktur dari aktivitas misalnya, matematika, musik, bahasa dan mengatur keterampilan sensorimotor, misalnya, lukisan, tari, olah raga."
(Baca juga : Ingin Tahu Bakat Anak? Ini Cara Menggalinya Sejak Usia Dini)
Jika Ibu bertanya-tanya apakah anak berbakat atau tidak, ada 5 tanda-tanda yang mungkin bisa kita kenali, seperti:
Jika Ibu penasaran untuk mengetahui apakah anak Ibu berbakat atau tidak, ada 5 tanda-tanda yang bisa kita kenali, seperti:
1. Ketika Anak Bertingkah di Kelas
Perilaku yang mengganggu anak di kelas mungkin menjadi tanda bahwa ia berbakat. "Banyak anak berbakat merasa tugas rutin di sekolah dasar itu membosankan, sehingga mereka akan bertindak keluar, berbicara dengan teman-teman dan melakukan hal-hal lain yang merangsang pikiran mereka supaya lebih baik daripada pelajaran berhitung," kata psikolog berbasis Florida, Kathryn Esquer.
2. Nilai Rendah
Menurut psikiater dan penulis The Power of Different, Dr. Gail Saltz, anak yang berbakat bukan dia yang biasa memiliki nilai tinggi di sekolah, tetapi justru anak yang sering mendapat nilai rendah. "Seorang anak berbakat mungkin unggul di satu sisi tetapi berjuang di lain hal karena mereka berbakat dalam satu bidang. Seorang anak berbakat hiperfokus pada satu hal karena mereka mudah menyerap dan mampu di bidang ini."
(Baca juga : Menjaring Bakat Anak)
Mantan guru dan strategi ADHD Yafa Crane Luria mengatakan, "Anak-anak berbakat membutuhkan pendidikan khusus sebagai kebutuhan khusus anak-anak. Setidaknya harus ada komponen dalam kurikulum untuk mengasah keterampilan mereka jika seluruh kurikulum tidak ditujukan ke arah bakat mereka."
3. Kemarahan
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR