2. Radang ginjal rhinitis atau sinusitis
3. Hipertrofi Adenoidal
4. Penyebab langka seperti benda asing dan polip hidung.
Dr. Bijal juga menyebutkan bahwa, "Bila anak-anak yang lebih tua menderita hipertrofi adenoid, hal itu harus dipertimbangkan secara serius, karena dapat dikaitkan dengan infeksi telinga berulang-ulang dan bahkan ketika tidur siang hari karena tidur malam akan terpengaruh. Dikaitkan dengan perubahan bentuk wajah."
(Baca juga : Mendengkur Pada Anak, Bahaya Atau Tidak)
Tip mengatasi bayi mendengkur:
1. Pelembab akan mempermudah bayi untuk bernapas.
2. Obat tetes garam yang mudah didapat di pasaran agar bayi kecil bisa menggunakannya. Masukkan ke dalam lubang hidung sebanyak lima sampai tujuh tetes garam di setiap lubang hidung, sehingga bayi dapat bersin mengeluarkan sekresi tersebut, atau akan mendorong sekresi kembali ke tenggorokan.
3. Minyak kayu putih di atas kain atau area sekitar hidung bayi, membantu membuka saluran hidung bayi.
4. Cara uap juga bisa digunakan bayi dalam jarak jauh untuk melembapkan dan menghangatkan udara.
Dr. Bijal mengatakan, "Aspirator tidak tepat dan tidak membantu, karena alat itu tidak sampai ke ujung hidung, di mana sekresi itu terjadi dan terkadang malah menyebabkan luka di daerah hidung jika daya isap salah ketika diterapkan." Mendengkur kronis pada bayi dikatakan sebagai indikasi masalah yang agak rumit, dan Ibu harus mulai memperhatikan gejala anak jika mendengkurnya memburuk seiring bertambahnya usia. Masalah struktural dan sleep apnea adalah penyebab umum dari mendengkur kronis.
Untuk mengurangi kebiasaan mendengkur pada bayi, Dr. Parineeta menyarankan untuk melakukan hal berikut:
1. Bersihkan secara rutin hidung bayi.
2. Buat lingkungan sekitar bayi bebas debu.
3. Hindari alergen.
4. Ubah postur tidur bayi.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR