Nakita.id - Selama bergenerasi-generasi orang tua merasa putus asa ketika berusaha mengendalikan anak-anak. Berbagai metode kekerasan yang dibayangkan orang tua yang panik ini bisa mendisiplinkan anak telah digunakan. Mereka menganggap metode tersebut memiliki efek yang mumpuni. Metode-metode ini bahkan mendapat persetujuan dari masyarakat secara turun-temurun dan dianggap sebagai norma-norma kultural. Hingga pada akhirnya, metode ini menjadi mitos yang kebenarannya dianggap mutlak.
Ketika menyangkut disiplin, ini 5 mitos yang paling menonjol dan merusak:
1. Memukul bokong anak tidak akan menyakitinya
Menghukum anak dengan cara memukul bokong adalah salah satu praktik yang tidak lagi umum dilakukan pada saat ini. Namun masih ada saja anggapan bahwa hukuman fisik dapat berlangsung efektif dalam mendisiplinkan anak. Misalnya, pada 2014, sekitar 76 persen laki-laki dan 65 persen perempuan setuju memukul bokong anak. Padahal sudah banyak bukti dari pakar yang mengatakan taktik pendisiplinan semacam itu tidak efektif, dan bahkan kontraproduktif.
Baca juga : Mengajarkan Anak untuk Disiplin dari Kegiatannya Sehari-hari)
Sebuah kajian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology meneliti data riset selama 50 tahun terkait lebih dari 160 ribu anak yang didisiplinkan dengan cara memukul bokong anak dengan telapak tangan.
Berdasarkan meta-analisis, para peneliti menemukan bahwa pukulan di bokong jarang mencapai tujuan jangka panjang untuk memperbaiki perilak buruk. Namun, cara ini justru berkorelasi dengan hasil-hasil seperti berikut: kesehatan mental yang buruk, keagresifan, dan kecenderungan antisosial, bahkan terkait kekerasan terhadap anak.
Para ahli telah lama menyarankan agar orang tua hanya perlu memberitahunya tanpa menggunakan kontak fisik. Menurut penulis buku bestseller New York Times tentang “No Drama Discipline” karangan Daniel J. Siegel dan Tina Payne Bryson, kontak fisik adalah sebuah alat yang sangat ampuh jika orang tua memberikan sentuhan lembut untuk membantu anak dalam memusatkan perhatian.
2. Berteriak akan mendapatkan perhatian anak
Ketika perilaku seorang anak sudah di luar batas, rasanya seperti ada yang menarik mereka ke dalam ruang gelap yang rusuh di balik mata mereka. Mengingat fakta bahwa Anda tidak bisa menyalakan senjata suar, atau mengguncang mereka, untuk kembali ke dunia nyata, hal yang rasanya benar adalah berteriak kepada mereka, betul? Ternyata tidak.
Untuk mengembalikan perilaku baik anak justru bisa dicapai dengan mendekatkan diri dengan mereka dan tidak berkata keras. Pada akhirnya, anak-anak merasa inilah cara yang benar orang berbicara. Ketika orang tua berkata pelan, anak-anak tidak bisa mendengar mereka hingga mereka menghentikan amukan mereka.
(Baca juga : Kapan Perlu Mengajarkan Disiplin pada Anak)
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR