Namun para ahli mengatakan bahwa sikap tenang perlu dibarengi dengan situasi yang tenang pula. Kemarahan dan frustrasi hanya akan menciptakan emosi umpan balik. Itu bukan contoh yang baik untuk dilakukan di rumah. Untuk itu, terapkan pembicaraan jarak dekat yang tenang untuk mendisiplinkan anak.
3. Orang tua yang keras menghasilkan anak-anak berperilaku baik
Ada gagasan populer bahwa satu-satunya cara untuk membesarkan anak yang baik adalah dengan menjadi orang tua yang bersikap keras. Tapi cara tersebut justru tidak mendorong anak mengembangkan empatinya. Mendisiplinkan dengan cara banyak menuntut anak tidak akan efektif. Menurut Sersan Chris Lopez, seorang master disiplin, hindari konflik rumah dengan anak melalui kesabaran dan pembicaraan besar tentang alasan mengapa anak bertingkah laku buruk di rumah setiap hari.
(Baca juga : Ini Pola Asuh Tepat Agar Anak Disiplin)
4. Berkata “ya” berarti “gagal”
Ada kalanya mengatakan “ya” adalah strategi yang benar-benar masuk akal untuk menghindari konflik yang tidak perlu memaksa orang tua untuk menerapkan disiplin. Perhatian utama orang tua adalah kesehatan dan keselamatan anak. Orang tua bisa menggunakan keinginan tersebut untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan mengatakan "iya." Tapi yang penting adalah memastikan kata “ya” terhubung dengan suatu kondisi terkait dengan kesepakatan yang dibuat bersama anak. Sehingga, nantinya anak akan patuh dan mengubah perilaku buruknya.
5. Jangan bernegosiasi dengan anak
Ada cara untuk bernegosiasi dengan anak yang akan mengarah pada perilaku yang lebih baik. Tapi idenya adalah bahwa anak bukanlah tokoh yang berkuasa. Orang tua harus mulai dengan taktik negosiasi dengan menggunakan empati untuk membangun koneksi dengan anak.
Langkah selanjutnya adalah menawarkan pada anak berbagai pilihan yang dapat diterima. Orang tua harus terus mengendalikan persyaratan di sini, bukan anak. Karena bila anak yang memegang kendali, tentu saja ini hanya langkah untuk memanipulasi orang tua.
Penulis | : | Avrizella Quenda |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR