Nakita.id - Anjuran untuk memberikan ASI hingga melewati usia 1 tahun sebenarnya bukan hal baru. Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan para ibu untuk menyusui bayi secara eksklusif selama enam bulan pertama, kemudian setelahnya tetap menyusui sambil memberikan makanan pendamping ASI bagi bayi. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
Namun, banyak orangtua yang ternyata belum terlalu memahami manfaat menyusui bayi selepas usia 1 tahun. Itu sebabnya, banyak Ibu yang mulai menyapih bayinya setelah ulang tahun pertama. Sebagian lain memilih untuk berhenti memberikan ASI karena faktor kesulitan dalam menyusui. Misalnya, anak usia batita umumnya lebih aktif sehingga tidak bisa tenang saat menyusui. Ada juga ibu yang berhenti menyusui akibat reaksi yang diterimanya dari orang sekelilingnya, baik teman, keluarga, maupun orang asing (baca juga: ASI Terlalu Deras, Berat Badan Bayi Susah Naik).
Lalu, apa sebenarnya manfaat memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun? Berikut ini adalah 6 alasan untuk tetap memberikan ASI untuk si batita:
1. Wajar saja dilakukan
Tidak perlu dengar apa kata orang. Yang jelas, banyak ibu di dunia ini yang masih menyusui anak batitanya. Jadi, ini adalah kegiatan yang normal dan alami. Lakukan saja, apalagi jika ASI Ibu masih melimpah.
2. Baik untuk daya tahan si batita
ASI mengandung antibodi dan sel-sel hidup yang bisa membantu memperkuat daya tahan anak. Sistem kekebalan tubuh anak belum sempurna hingga ia berusia 4-5 tahun, sehingga ia masih mendapatkan manfaat kekebalan melalui ASI Ibu (baca juga: Ketika ASI Terlalu Deras Memaksa Mama Berhenti Menyusui).
American Academy of Family Physicians menyebutkan, anak-anak yang disapih sebelum usia 2 tahun memiliki risiko lebih besar terhadap penyakit. Batita yang masih mendapat ASI terbukti lebih jarang sakit, dan bila sakit cenderung lebih cepat pulih dibandingkan batita yang tidak lagi mendapat ASI.
3. Mendorong perkembangan otak anak
Sejumlah studi telah menemukan kaitan antara menyusui dengan faktor kecerdasan pada anak. Lamanya menyusui terbukti dapat berdampak terhadap kemampuan kognitif si kecil. Salah satu studi dari Selandia Baru menemukan, menyusui selama lebih dari 12 bulan dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan perilaku pada anak saat berusia 6-8 tahun (baca juga: Dampak Positif Memberikan ASI Hanya dalam Periode Singkat).
4. Memberikan rasa nyaman
Kenapa ragu memberikan ASI hanya untuk memberi rasa nyaman bagi si kecil? Sebab, rasa nyaman itu adalah salah satu hal yang penting bagi para batita yang masih berada dalam masa tumbuh kembang. Kegiatan menyusui bisa menjadi cara paling cepat dan mudah untuk menenangkan bayi serta meredakan rasa sakit. Bahkan menyusui bisa membantu menghilangkan rasa tidak nyaman yang dirasakan si kecil setelah terjatuh atau selama menderita sakit.
5. Memiliki nilai gizi
Komposisi ASI mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan si kecil. Jadi, kandungan ASI yang Ibu berikan setelah si kecil melewati ulangtahun pertamanya akan sangat berbeda dengan yang Ibu berikan pada waktu ia baru lahir (baca juga: Berikan ASI Setelah Menjemur Bayi).
Batita perlu lebih banyak asupan lemak dalam makanannya dan untuk memenuhi kebutuhan ini, kandungan lemak dalam ASI Ibu dengan sendirinya akan meningkat. Tidak hanya itu, studi memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan pada anak berusia 12-23 bulan dapat memenuhi hingga seperempat kebutuhan energi hariannya. ASI juga mengandung sepertiga dari kebutuhan protein dan kalsium, tiga perempat kebutuhan vitamin A dan asam folat, hampir separuh dari kebutuhan vitamin C, serta hampir 90 % kebutuhan vitamin B12 si batita.
Manfaat ASI bagi anak usia 2 tahun terlihat jelas ketika ia sedang sakit. Dalam kondisi sakit dan sulit makan, pemberian ASI akan memastikan si kecil tetap mendapatkan asupan cairan, sel-sel antibodi, serta gizi yang cukup sesuai kebutuhannya (baca juga: Jus Kurma Susu: ASI Deras, Badan Tak Lemas Saat Berpuasa).
6. Karena anak belum siap disapih
Ada banyak alasan kenapa anak belum siap disapih, misalnya karena Ibu menunggu dia dengan sendirinya berhenti menyusu, atau ingin menyapih anak secara perlahan sesuai dengan kadar kenyamanannya. Yang jelas, bila Ibu belum siap menyapih si kecil, tetaplah memberikan ASI dan hindari beralih ke susu formula.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Irene Harris |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR