Nakita.id - Setiap puasa Ramadan, orangtua muslim mulai mengajari anak-anak kecilnya untuk menahan diri dari makan dan minum selama waktu yang disanggupi. Jika ada yang tak sanggup seharian, berpuasa setengah hari sudah cukup baginya. Jika dirasa kesulitan, berikut adalah beberapa cara praktis untuk mengajari anak-anak tentang puasa.
Menahan godaan makan dan minum memang tidaklah mudah bagi kita, apalagi anak-anak. Agar anak-anak paham bahwa puasa bertujuan membangun disiplin spiritual, ada beberapa cara praktis yang bisa dilakukan orangtua:
Buat pilihan yang berbeda selama Ramadan. Misalnya, jelaskan bahwa sekarang adalah saatnya untuk wajib memilih makanan yang sehat. Setop dulu jajan kue-kue kering atau minuman dalam kemasan. Hindari minuman bersoda dan pilih jus buah buatan sendiri. Lupakan makanan cepat saji dan hidangkan makanan bergizi di rumah. setop juga jajanan permen.
Berikan contoh pada anak-anak untuk tidak mengonsumsi makanan yang tinggi gula, tinggi tepung, tinggi minyak goreng, dan tinggi garam selama waktu berbuka dan sahur.
Batasi penggunaan teknologi termasuk ponsel, televisi, laptop, dan DVD/game player di mobil atau rumah.
Tumbuhkan kebiasaan puasa menjadi lebih intensif. Tak hanya selama Ramadan, menahan keinginan bisa dimulai dari hal kecil setiap hari.
Bantu anak-anak memahami mengapa orangtua berpuasa:
Puasa adalah bentuk ibadah atau kegiatan yang berpusat pada Tuhan.
Puasa mengingatkan manusia bahwa Tuhan adalah penyedia dari setiap pemberian atau rezeki yang baik dan sempurna. Bantu anak-anak menemukan kenyataan ini dengan contoh yang relevan baginya.
Puasa membantu kita fokus. Intinya adalah fokus pada kebutuhan dan pentingnya perhatian, bukan keinginan.
Puasa adalah upaya membangun kedisiplinan bukan hukuman. Jangan gunakan disiplin puasa untuk menghukum perilaku anak yang dianggap buruk.
Puasa menempa anak untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dan dengar. Karenanya, Ibu dan Ayah jadilah model yang berintegritas bagi anak. Puasa tak hanya bagaimana menahan keinginan makan dan minum, tetapi juga mengendalikan emosi negatif dan prasangka buruk terhadap orang lain.
Biarkan anak-anak berpartisipasi sesuai kemampuan anak di usianya. Partisipasi sukarela akan menjadi fondasi untuk amal ibadah yang lebih hakiki dan bermakna di masa depan.
Akhirnya, anak akan belajar bahwa ibadah puasa Ramadan merupakan kesempatan singkat yang sayang jika tidak dimanfaatkan untuk menguji diri sendiri, membangun disiplin spiritual, dan bertakwa pada Tuhannya.
KOMENTAR