Nakita.id - Saat melihat perkembangan si kecil, mungkin Ibu pernah membayangkan kira-kira akan setinggi apa dia nantinya. Banyak orangtua lantas menjadikan tinggi badannya sebagai patokan untuk memperkirakan tinggi badan anak. Ternyata, penelitian yang dimuat di Journal of Pediatrics menyebutkan, tinggi badan anak itu tidak hanya dipengaruhi faktor genetik.
Penelitian gabungan yang dilakukan oleh para ahli dari Technion-Israel Institute of Technology, Tel Aviv University, dan Bnai Zion Hospital ini memaparkan, faktor lingkungan tempat tinggal sejak saat si kecil masih berada di kandungan hingga berusia sekitar satu tahun banyak berpengaruh terhadap tinggi badannya nanti.
Faktor lingkungan ini berkaitan dengan kondisi rahim Ibu ketika si kecil masih berada kandungan hingga status gizi dan kesehatannya pada tahun pertama. Tak ketinggalan, kondisi orangtua, struktur keluarga, situasi ekonomi, dan berbagai kejadian emosional yang terjadi dalam kehidupan anak pun turut memiliki andil besar.
Profesor Ze'ev Hochberg dari Rappaport Faculty of Medicine, Technion-Israel Institute of Technology menyebutkan, bahwa masa transisi antara usia bayi hingga masa anak-anak adalah masa yang penting dan menentukan bagi perkembangan tubuh anak.
"Menurut studi, faktor lingkungan ini punya peranan sangat signifikan dalam menentukan pertumbuhan dan tinggi badan anak, yaitu sekitar 50%," kata Prof. Hochberg. Tidak hanya kakak beradik yang berbagi faktor genetik yang yang sama, bahkan anak kembar pun bisa memiliki tinggi badan berbeda apabila dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda.
"Studi yang dilakukan terhadap anak-anak kembar ini memperlihatkan pengaruh seimbang antara faktor genetik dan lingkungan," jelas Prof. Hochberg. "Perbedaan tinggi badan yang ditemukan pada anak-anak kembar identik dan non-identik ini menegaskan betapa faktor lingkungan, seperti status nutrisi Ibu dan bayi, serta interaksi sosial dan keluarga, bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tinggi badan."
Anak-anak yang lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang kurang gizi cenderung lebih pendek, sebaliknya anak-anak yang mendapat gizi cukup bisa lebih tinggi. Berangkat dari temuan ini, Ibu sebaiknya mulai memastikan agar si kecil mendapatkan asupan gizi yang baik serta lingkungan yang positif sejak dalam kandungan.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR