Nakita.id - Apakah Ibu termasuk orangtua yang tidur satu ranjang dengan anak-anak, dari bayi bahkan hingga sudah besar? Banyak ibu malu mengakuinya karena menurut anggapan umum anak seharusnya tidur di kamar sendiri, apalagi bila sudah mulai besar.
Di negara-negara Barat aturan pisah kamar bahkan lebih ketat, mengingat sudah banyak riset yang menganjurkan para orangtua untuk tidak tidur bersama bayi demi alasan kesehatan. Banyak dokter mengimbau para ibu dan ayah untuk menidurkan bayi di ranjangnya sendiri agar terhindar dari risiko kematian mendadak (SIDS, atau sudden infant death syndrome).
Namun, Profesor Sosiologi dari Iowa State University Susan Stewart, menemukan bahwa sebenarnya banyak orangtua masih tidur satu ranjang dengan anak-anaknya. Fenomena ini malah terus berlanjut hingga bayi memasuki usia batita, balita, bahkan hingga usia 13 tahun.
Hasil penelitian Stewart yang dipaparkan dalam buku terbarunya, Co Sleeping: Parents, Children, and Musical Beds menyebutkan, salah satu bahkan kadang kedua orangtua selalu tidur bersama anak-anaknya di satu ranjang atau satu kamar, baik sepanjang malam atau selama beberapa jam di malam hari.
Tidak seperti anggapan buruk masyarakat tentang kebiasaan ini, sebagian orangtua justru mengaku tidurnya lebih nyenyak dan minim gangguan saat bersama anak-anaknya.
Ketika ditanya apakah kebiasaan tidur bersama anak-anak dalam satu kamar mengganggu relasi serta keintiman, kebanyakan orangtua mengaku bahwa dari segi keintiman fisik mereka kadang merasa terganggu. Namun, dari segi keintiman emosional, Stewart menemukan kebiasaan tidur bersama anak ini memungkinkan para orangtua yang sibuk untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Hal ini terlihat jelas pada para ayah yang karena tuntutan pekerjaan sering harus meninggalkan keluarganya dalam waktu lama.
"Para orangtua lebih mendahulukan anak-anaknya ketimbang pasangannya sendiri, setidaknya untuk jangka pendek," kata Stewart.
Bagaimana dengan anak-anak? Banyak studi menyebutkan, anak-anak cenderung merasa lebih aman dan dekat dengan orangtua ketika tidur bersama ayah ibunya. Mereka pun cenderung jadi lebih mandiri. Meski begitu, kebiasaan ini tetap ada sisi negatifnya, misalnya keluhan sebagian orangtua yang mengaku sering terbangun beberapa kali dalam semalam karena kena tendangan anaknya.
"Tentu saja, kebiasaan ini sebaiknya tidak dibiarkan dalam jangka panjang. Orangtua perlu menetapkan batas waktunya dan memberitahu pada anak-anak. Misalnya, mereka akan harus tidur di kamar sendiri begitu sudah masuk sekolah dasar," anjur Stewart. Jadi begitu, ya, Bu. Tidak usah malu kalau masih tidur sekamar dengan anak karena ternyata ada manfaatnya.
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR