Saat bayi yang berusia lebih tua belajar tentang gravitasi dan bisa melihat dari balik nampan, itu hanya akan membuat melempar makanan menjadi permainan yang lebih menarik.
Pertimbangkan untuk tidak lagi menggunakan nampan saat memberikan padatan pada bayi, dan dorong kursi tinggi bayi ke atas meja, sehingga bayi lebih sulit untuk melihat lantai. Bayi sekarang akan lebih fokus pada makanannya dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.
(Baca juga : 4 Kebiasaan Makan yang Salah pada Anak)
4. Anggap sebagai pertanda
Sangat mudah untuk memiliki agenda makan bayi dengan Ibu menyajikan sejumlah makanan sehat yang cocok untuk bayi. Ketika ia mengalihkan pandangan dari tempat makannya, menutup bibirnya erat-erat atau mengeluarkan makanan, itu pertanda bayi sudah kenyang.
Ibu perlu membiarkan anak menentukan berapa banyak ia akan makan setiap kali waktu makan dan ngemil. Banyak orang tua yang tidak mengenali tanda-tanda ini, atau memilih untuk mengabaikannya, dengan mendorong makanan lebih dekat ke arah bayi atau mengikuti mulut bayi dengan sendok, karena Ibu hanya ingin memastikan bahwa bayi mendapat cukup nutrisi.
Bayi terlahir sebagai pemakan intuitif. Mereka tahu berapa banyak asupan makanan yang mereka butuhkan dan kapan harus berhenti, jadi kita hanya perlu mempercayainya dan tidak menekannya untuk makan lebih banyak.
Dengan menawarkan lima sampai enam kali waktu makan setiap hari (makanan utama dan makanan ringan), dengan banyak variasi, kita yakin bahwa bayi akan memenuhi kebutuhan nutrisinya selama periode satu minggu.
Sajikan porsi makan yang tidak besar, tawarkan lebih banyak jika anak menunjukkan keinginan makan berlanjut. Ini akan membuat pengalaman makan menjadi jauh lebih menyenangkan, dan pupuk kemampuan alami anak untuk makan secara intuitif.
Jika Ibu bisa mengatasi gangguan makan bayi dengan tetap tenang dan fokus untuk mengajarkan bayi sesuai yang Ibu inginkan, maka waktu makan akan tetap positif dan mengurangi stres.
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR