Nakita.id - Seiring berkembangnya zaman, pola asuh anak pun harus mengikuti perkembangan tersebut.
Saat ini orangtua dikenal sebagai orangtua milenilal.
Oangtua milenial adalah orangtua yang dianggap lebih santai dalam mengasuh anak, dan lebih banyak membebaskan anak, karena ingin lebih bersikap demokratis dalam mengasuh.
BACA JUGA: Agar Anak Tetap Ceria dan Tidak Stres, Lakukan 7 Pola Asuh Ini
Demikian pola asuh Generasi Milenial menurut Dr. Weny Savitry S. Pandia, M.Si psikolog dari Fakultas Psikologi strate Unika Atma Jaya, Jakarta, dilansir dari Tabloid Nakita edisi 939.
Psikolog anak ini menambahkan Generasi Milenial hidup pada era dimana penggunaan media sangat mudah dan akses informasi tidak terbatas.
Dengan demikian, tipe pengasuhan demokratis yang dulu dianggap sebagai pola asuh paling tepat, diadopsi oleh sister generasi ini.
BACA JUGA: Ingin Anak Kelak Tak Jadi Koruptor? Begini Pola Asuhnya, Moms!
"Hanya saja, sebenarnya ada dimana orangtua perlu bersikap demokratis dan ada situasi dimana orangtua jarus bersikap otoriter ," Jelas Weny.
Karena pengasuhan yang baik adalah yang child-centered.
Generasi milenial pun memiliki tuntutan tersendiri saat mengasuh anak generasi alpha atau biasa disebut kids zaman now.
Generasi alpha umumnya hidup dalam arus informasi cepat dan serba mudah.
BACA JUGA: Menanti Kelahiran, Begini Kamar Calon Bayi dr. Reisa Broto Asmoro
Meski umumnya mereka lebih pintar atau memiliki banyak pengetahuan, namun karena informasi yang luas dan semuanya serba mudah, generasi alpha dianggap kurang gigih, tidak mampu berkonsentrasi lama, dan tidak sabaran.
Dengan demikian orangtua perlu menyiapkan berbagai trik khusus agar dapat mendidik anaknya dengan baik.
Berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan ulang oleh Generasi Milenial yang membesarkan anak generasi alpha.
1. Bersikap konsisten merupakan kunci dari keberhasilan pengasuhan.
Jika ada perbedaan cara pengasuhan antar orangtua dan pengasuh pengganti, maka bicarakan dibelakang anak.
2. Orantua haruslah menyadari bahwa ada aturan yang perlu ditegakkan.
BACA JUGA: Menanti Kelahiran, Begini Kamar Calon Bayi dr. Reisa Broto Asmoro
Dengan demikian anak belajar bertanggung jawab atas perilakunya.
3. Orangtua menjadi model bagi perilaku anak.
Oleh karena itu, jangan memberi contoh negatif pada anak (misalnya, menggunakan gadget berlebihan, karena menganggap hal ini adalah gaya hidup, yang pada akhirnya dapat membuat anak meniru dan ketagihan).
4. Orangtua memang perlu menjelaskan mengapa suatu perilaku boleh atau tidak boleh dilakukan, namun penjelasan dan cara memberikan penjelasan perlu disesuaikan dengan usia anak.
Bagaimana Moms? Bisa dong melakukan itu.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR