Namun bila terjadi sesuatu pada bayi, orangtua tidak dapat mendeteksinya segera.
BACA JUGA: Hati-hati Dengan Botol Susu, Faktanya Mengganggu Pertumbuhan Anak
Selain itu, jika bayi menangis atau sudah waktunya menyusu, Moms perlu bangun dari tidur lalu berjalan menuju kamar bayi untuk menyusui atau menenangkannya.
Tentunya hal ini akan membuat Moms bahkan Dads lebih repot dan mengganggu waktu istirahat.
Ajeng mengatakan, penelitian di luar negeri menyarankan bayi sekamar dengan orangtuanya dari lahir hingga berusia 6 bulan sampai 1 tahun.
Pasalnya, risiko teriadi SIDS (sudden infant death syndrome) atau kematian bayi mendadak akan lebih besar jika bayi baru lahir tidur berpisah dari orangtuanya.
BACA JUGA: Hati-hati Dengan Botol Susu, Faktanya Mengganggu Pertumbuhan Anak
Hal ini dapat terjadi karena bayi tertimpa selimut, bantal, atau guling hingga tak bisa bernapas tanpa diketahui oleh orangtua.
Sementara dirinya sendiri belum bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan nyawanya.
Ajeng menganjurkan Moms dan Dada untuk tetap mempertimbangkan budaya dan kebiasaan pola asuh anak di Indonesia.
"Sampai anak berusia 3 tahun pun masih dianggap normal bila tidur sekamar dengan orangtuanya.
Akan tetapi, bisa mulal dilatih pelan-pelan untuk tidur berpisah dari orangtua sejak umur 3 tahun atau ketika mulai sekolah," jelas Ajeng.
BACA JUGA: Bergelimang Harta, Lihatlah Isi Kamar Anak Inul Daratista ini
Sementara kamar bayi, menurut Ajeng, lebih baik disiapkan sebagai tempat untuk menyimpan keperluan bayi atau dijadikan area bermain, tempat menyimpan popok atau pakaian.
Nanti saat anak merasa menyadari bahwa kamar tersebut merupakan nyaman beraktivitas, akan muncul juga keinginan tidur di tempat tersebut.
Sehingga akan memudahkan proses perpindahan kamar ketika waktunya anak tidur berpisah dari orangtua.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR