Nakita id - Moms aturan tidur apa yang diterapkan di rumah untuk bayi? Moms dan Dads Tidur bersama bayi atau bayi dibiarkan tidur sendiri?
Pilihan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Ajeng Raviando S.Psi dalam Tabloid Nakita edisi 940 menjelaskan "Kalau sekamar biasanya anak orangtua akan lebih dekat.
BACA JUGA: Jangan Asal Memilih Warna Kamar Bayi! Ini Panduannya
Anak juga merasa hubungan aman dan merasa ikatan emosionalnya dipenuhi oleh orangtua.
Selain itu, Ajeng juga menambahkan, Moms dan Dads akan leluasa dalam menjalankan pola asuh terhadap anak, semisal, menjadi lebih mudah menyusui bila tidur sekamar dengan bayi dan lebih cepat mendeteksi bila terjadi sesuatu.
BACA JUGA: Jangan Lakukan 10 Hal ini Saat Mendekorasi Kamar Bayi
Nah, kekurangannya adalah kecenderungan orangtua untuk mulai terlalu cepat bereaksi saat bayi menangis.
Umpama, dengan segera menggendong atau memeluk, sehingga kadang bisa membuat anak nantinya kurang mandiri.
Menurut Ajeng ada indikasi kalau hal tersebut terus-menerus dilakukan, anak akan segera mendapatkan yang dia mau sehingga pada akhirnya membuat anak anak-anak tidak mandiri.
Tetapi, tidak semua atau selalu begitu, ya Moms.
"Mandiri atau tidak mandiri tetap bergantung pada pola asuh orangtua selanjutnya, bisa atau tidak mendidik anak agar menjadi mandiri," tegas Ajeng.
Sementara kalau pisah kamar, kelebihannya tentu akan mampu melatih kemandirian anak sedini mungkin.
Namun bila terjadi sesuatu pada bayi, orangtua tidak dapat mendeteksinya segera.
BACA JUGA: Hati-hati Dengan Botol Susu, Faktanya Mengganggu Pertumbuhan Anak
Selain itu, jika bayi menangis atau sudah waktunya menyusu, Moms perlu bangun dari tidur lalu berjalan menuju kamar bayi untuk menyusui atau menenangkannya.
Tentunya hal ini akan membuat Moms bahkan Dads lebih repot dan mengganggu waktu istirahat.
Ajeng mengatakan, penelitian di luar negeri menyarankan bayi sekamar dengan orangtuanya dari lahir hingga berusia 6 bulan sampai 1 tahun.
Pasalnya, risiko teriadi SIDS (sudden infant death syndrome) atau kematian bayi mendadak akan lebih besar jika bayi baru lahir tidur berpisah dari orangtuanya.
BACA JUGA: Hati-hati Dengan Botol Susu, Faktanya Mengganggu Pertumbuhan Anak
Hal ini dapat terjadi karena bayi tertimpa selimut, bantal, atau guling hingga tak bisa bernapas tanpa diketahui oleh orangtua.
Sementara dirinya sendiri belum bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan nyawanya.
Ajeng menganjurkan Moms dan Dada untuk tetap mempertimbangkan budaya dan kebiasaan pola asuh anak di Indonesia.
"Sampai anak berusia 3 tahun pun masih dianggap normal bila tidur sekamar dengan orangtuanya.
Akan tetapi, bisa mulal dilatih pelan-pelan untuk tidur berpisah dari orangtua sejak umur 3 tahun atau ketika mulai sekolah," jelas Ajeng.
BACA JUGA: Bergelimang Harta, Lihatlah Isi Kamar Anak Inul Daratista ini
Sementara kamar bayi, menurut Ajeng, lebih baik disiapkan sebagai tempat untuk menyimpan keperluan bayi atau dijadikan area bermain, tempat menyimpan popok atau pakaian.
Nanti saat anak merasa menyadari bahwa kamar tersebut merupakan nyaman beraktivitas, akan muncul juga keinginan tidur di tempat tersebut.
Sehingga akan memudahkan proses perpindahan kamar ketika waktunya anak tidur berpisah dari orangtua.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR