Melansir dari Babycenter.com, James J. Herdgen, seorang pulmologis menjelaskan bahwa mendengkut mungkin tidak aman untuk ibu hamil dan juga bayinya.
Ini dapat memiliki efek negatif pada kehamilan dan juga bayi jika Moms memiliki dengkuran kronis.
Dengkuran kronis yang dimaksud adalah bila Moms tidur mendengkur setidaknya beberapa kali seminggu.
Mengapa demikian? Karena jika Moms mendengkur hampir setiap malam, Moms berisiko mengalami sleep apnea.
Sleep apnea yang artinya henti nafas saat tidur dapat berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Sleep apnea ini menyebabkan jeda intermiten atau terputusnya aliran pernafasan Moms sementara waktu saat tidur.
Ketika Moms berhenti bernafas berulang kali, tubuh Moms akan kekurangan oksigen.
Sleep apnea pada kehamilan biasa dikaitkan dengan sejumlah kasus pada ibu hamil.
Diantaranya seperti menyebabkan insidensi edema (pembengkakakn) yang lebih besar, kantuk di siang hari, hipertensi, dan hiperglikemia (gula darah tinggi).
Edema adalah akumulasi cairan di dalam jaringan yang menyebabkan tangan, pergelangan kaki, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya membengkak.
Perempuan hamil yang mendengkur sering memiliki prevalensi kelahiran sesar yang lebih tinggi dan bayi lahir dengan berat rendah.
Selain itu juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi selama kehamilan.
Source | : | Kompas.com,baby center,nakita.id |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR