Nakita.id - Seiring perkembangan teknologi yang kian canggih, semakin sedikit anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk bermain di luar rumah.
Hal ini kian diperparah lantaran kekhawatiran orangtua yang berlebihan.
Tak sedikit orangtua menganggap bermain di luar rumah identik dengan kotor dan tidak aman.
Namun menurut Pemerhati Anak, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto hal terpenting itu menjaga keseimbangan sehingga tak perlu ada kekhawatiran.
BACA JUGA: Rutin Bermain dengan Anak Setiap Hari, Ini Manfaat yang Akan Didapat
"Yang penting keseimbangan. Anak yang terus menerus berdiam diri di kamar itu enggak benar. Sebaliknya, anak yang bermain di luar rumah tetapi tidak memerhatikan kebersihan itu juga enggak benar," ungkap Kak Seto kepada Nakita.id, ditulis Rabu 28 Maret 2018.
Hal inilah yang mendorong Combantrin bekerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mencanangkan gerakan sosial #JamMainKita sebagai upaya agar anak meluangkan waktunya untuk bermain di luar rumah.
Adanya gerakan ini cukup beralasan, berangkat dari kekhawatiran presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menilai generasi milennial zaman sekarang lebih sibuk dengan gadget dibandingkan beraktivitas di luar rumah.
"Anak sekarang banyak yang sulit untuk diajak bekerja sama, karena sudah didominasi oleh gawai(gadget)nya," ujar Kak Seto.
BACA JUGA: Ingin Berikan Gadget Pada Si Kecil? Boleh Kok Moms, Asalkan...
Kak Seto menuturkan, bermain gadget dengan intensitas sering bisa menimbulkan efek negatif pada anak salah satunya ego anak yang meningkat.
"Anak yang asyik dengan gawainya menjadi egosentris, jadi hanya ingin menampilkan egonya sendiri saja. Ia menjadi kurang bisa menerima perbedaan, kurang bisa memahami setiap orang yang ada di sekitarnya memiliki kepribadian yang berbeda", jelasnya.
Untuk itulah, pemerintah Indonesia bersama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia sudah sejak dari 6 tahun yang lalu mengampanyekan pembentukan seksi atau satuan tugas untuk melindungi anak.
BACA JUGA: Refleksi 2017 & Outlook 2018 Perlindungan Anak Indonesia: Hak Anak Indonesia Masih Terpinggirkan.
Sejauh ini, diungkapkan Kak Seto baru ada 3 kabupaten dan kota yang merintis penggalakkan program ini yaitu Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bengkulu Utara.
Kak Seto berharap, program satuan tugas perlindungan anak dan ramah anak ini bisa tersedia di seluruh wilayah RT/RW di Indonesia.
"Ibaratkan kata bijak, untuk melindungi dan mendidik anak itu memerlukan orang sekampung. Karena itulah harus ada pemberdayaan lingkungan sekitar seperti RT dan RW harus ikut peduli," ujarnya.
Kendati demikian, tentu saja pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.
Peranan orangtua juga penting agar tidak sibuk juga dengan gawainya ketika sedang menghabiskan waktu dengan anak.
Hal ini supaya tercipta komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, serta kehangatan dalam keluarga sehingga anak merasa dihargai.
Selain itu, ajak juga anak untuk bermain di luar agar orangtua bisa lebih dekat dan akrab dengan anak-anaknya.
BACA JUGA :Berkutat dengan Dapur, Okie Agustina Mantan Istri Pasha 'Ungu': Gimana Mau Jadi 'Emak' Sosialita
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR