Nakita.id - Skoliosis atau kelengkungan dan rotasi tulang belakang yang bisa dialami orang tua maupun anak-anak, jika tidak diobati, dapat menyebabkan gangguan pernapasan atau masalah jantung, sakit punggung kronis, dan cacat.
Agar tidak salah, orang tua perlu memastikan kondisi tulang anak baik-baik saja, dan ada 5 hal penting untuk mengetahuinya.
1. Deteksi dini sangat penting.
Skoliosis adalah kelainan progresif, dan biasanya muncul pertama kali pada anak-anak saat mereka memasuki usia dini dan remaja. "Kemungkinan besar akan berkembang selama periode pertumbuhan yang cepat, seperti pubertas," kata John M. "Jack" Flynn, M.D., Kepala Divisi Ortopedi di Rumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP). "Dengan deteksi dini, perkembangan biasanya bisa dicegah," tambahnya.
(Baca juga : Penderita Skoliosis Dapat Melahirkan Normal)
"Beberapa anak mungkin hanya perlu diawasi dengan radiasi sinar-X dosis rendah untuk memastikan kondisinya tidak bertambah buruk," kata Amer Samdani, M.D., Kepala Bedah, Rumah Sakit Shriners untuk Anak-anak di Philadelphia.
Ada beberapa anak yang kini bisa diobati hanya dengan terapi fisik, latihan, dan kontrol postur tubuh, tapi harus dideteksi lebih awal. Dalam kasus parah, kondisi ini perlu dilakukan operasi.
2. Lakukan screening, namun tidak konsisten.
Pemeriksaan rutin tampaknya masuk akal, karena merawat kelainan tulang lebih awal adalah kuncinya. Screening bisa dilakukan dokter anak guna mencegah terjadinya proses pembedahan. Tingkat screening yang dilakukan bervariasi dan biasanya juga bisa dilakukan di sekolah.
(Baca juga : Ibu Skoliosis Bisa dan Boleh Hamil)
3. Carilah tanda-tandanya.
Tanda anak mengalami skoliosis awalnya bisa dilihat dari ketidaksamaan di bahu, mungkin yang satu lebih tinggi dari yang lain. Dr. John menyarankan untuk melihat apakah satu sisi tubuh anak lebih tinggi.
Ibu dapat melihat tubuh anak dengan lebih jelas lagi ketika memandikan anak, atau ketika anak sedang berenang. Tapi, Dr. Amer memperingatkan, bahwa jika gejala ini dapat terlihat oleh mata, kondisinya mungkin akan lebih serius.
"Kelemahan dengan tanda-tanda ini adalah bahwa pada saat perbedaan muncul kadang-kadang telah berkembang ke titik yang cukup parah," katanya. Tulang belakang anak yang mengalami skoliosis berbentuk huruf "c" atau "s".
4. Terjadi di sekitar lingkup keluarga.
Ada bukti bahwa skoliosis ada kaitannya dengan genetik. "Kami tahu bahwa skoliosis memiliki dasar genetik, jadi misalnya jika seorang ibu memilikinya, kemungkinan putrinya juga akan mendapatkannya, bisa berkisar antara 20 sampai 30 persen," kata Dr. Amer.
(Baca juga : 3 Cara Alami Membentuk Tulang Kuat dan Mencegah Osteoporosis)
5. Aplikasi smartphone dapat membantu.
Teknologi bisa membuat orangtua lebih mudah untuk memeriksa kondisi tulang belakang anak-anaknya di rumah. Ini bisa berguna untuk membantu memantaunya. "Orang tua dapat mencoba aplikasi telepon genggam, dan jika tampaknya ada skoliosis, segera kunjungi dokter anak untuk dievaluasi dan menentukan apakah diperlukan sinar-X," katanya.
Rumah Sakit Shriners untuk Anak-anak merilis sebuah aplikasi baru yang disebut SpineScreen pada bulan Agustus 2017 yang menurut Dr. Amer dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran dan membantu orangtua mendeteksi skoliosis dini.
Aplikasi ini bekerja dengan menggeserkan ponsel Ibu di sepanjang punggung anak agar bisa terbaca. Dr. Amer menyarankan agar orang tua menggunakannya sebagai bagian dari rutinitas sekolah tahunan anak saja, tidak perlu rutin.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Ida Rosdalina |
Editor | : | Ida Rosdalina |
KOMENTAR